Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi di Tangan Sri Mulyani

18 Agustus 2021   11:45 Diperbarui: 18 Agustus 2021   12:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulayani Indrawati. Foto: ekbis.sindonews.com.

"Tugas dan tanggung jawab Menteri Keuangan itu kompleks. Kalau saya goyah, anak buah saya pun ikut goyah. Kalau saya shaky-nya 10 skala Richter, anak buah saya menjadi 20 skala Richter. Makin ke bawah, makin besar. Jadi, Anda sendiri goyah, bagaimana Anda akan menjadi jangkarnya?"

Pernyataan ini, disampaikan oleh Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dalam sesi wawancara khusus bersama tim Tempo (2/7/2021) melalui konferensi video. 

Sri Mulyani merasa tantangan pandemi Covid-19 merupakan jenis ranjau yang cukup berbahaya dari beragam ranjau yang pernah dilewatinya dalam hidup. Menurut Sri Mulyani, ranjau pandemi Covid-19 lebih menantang ketimbang mengurus masa sulit aksi extraction Bank Century pada 2008 silam. "It's totally different game!" katanya.

Pandemi dan Penyelamatan

Informasi tentang jumlah utang Indonesia akibat proyek penyelamatan ekonomi dari pengaruh pandemi Covid-19 mengganggu sirkulasi berpikir. Jika dihitung-hitung, negara cukup banyak mengeluarkan dana untuk program penanganan dan pemulihan. Pada periode 2020, upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menginjak angka Rp 699 triliun. 

Banyak dana direlokasi dari target yang dibuat sebelum masa pandemi Covid-19. Program relokasi anggaran dari pos-pos tertentu untuk penanganan masalah pandemi menunjukkan bahwa pemerintah berani "pasang badan" melawan pandemi Covid-19.

Tumpuan besar proyek melawan pandemi, jika kita cermati secara mendalam, cukup banyak diarahkan ke Menteri Keuangan. Untuk penanganan pandemi saja, Menteri Keuangan harus pandai-pandai merumuskan anggaran, mengelola aset, membuat kebijakan, dan mencapai target. 

Selain masalah pandemi, pemerintah melalui kementerian-kementerian yang ada, harus mampu memperkuat fondasi program prioritas, yakni upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Semua hal ini tidak mudah, karena harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.

Untuk tata kelola keuangan rumah tangga, hemat saya, kita perlu memberikan banyak apresiasi kepada Bu Sri Mulyani. Saya sendiri membayangkan bagaimana jika tata kelola keuangan di masa pandemi ini diberikan kepada orang lain. 

Bagaimana jika Menteri Keuangan di masa pandemi ini bukanlah Bu Sri Mulyani? Postur Sri Mulyani yang optimistis dan tegas, sejatinya memberikan nilai ekstra bagi kesehatan rumah tangga Indonesia, terutama dalam menata ekonomi selama masa pandemi.

Di tengah masa-masa sulit ini, cekikan informasi seputar utang negara semakin menular. Seakan-akan, hanya Indonesia yang terlilit utang. Hemat saya, Indonesia termasuk negara yang sigap menangani pandemi sembari menata neraca ekonomi agar tetap stabil. Dengan kopasitas penduduk 200-an juta jiwa, pemerintah Indonesia tetap mampu "memberi makan" semuanya. Berbeda dengan negara-negara lain dengan kapasitas penduduk tak sampai ratusan juta. Indonesia justru masih tetap optimis berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun