Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Selalu Mencari Keributan

22 April 2021   21:12 Diperbarui: 22 April 2021   21:35 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Sokrates Bapak Kebijaksanaan. Foto: lughotuna.id.

Ontoteologis secara sederhana merupakan hasil analisis Martin Heidegger atas seluruh filsafat Barat untuk mencari Ada, being (onthos). Karena ada terakhir ini ditemukan, maka Ada terakhir ini dianggap paling mulia dan diberi karakter divine (theos). Selain diberi karakter divine (theos) Ada Terakhir ini kemudian dibungkus dengan wacana dan skema berpikir yang logis, bisa diargumentasikan.

Kritik besar Heidegger terungkap dalam ungkapan "Seluruh sejarah metafisika Barat adalah sejarah pelupaan Ada." Heidegger menyelesaikan suatu era yang disebut metafisika. 

Bagi Heidegger, sejarah filsafat selalu melulu mencari sebuah ada terakhir (being, eidos, substansi) dan pencarian itu identik dengan pencarian tentang ada yang mulia atau paling tinggi derajatnya, lalu dibungkus dalam wacana diskursif logis, tertata dan terargumentasi -- masuk akal jika dipertanggungjawabkan.

Menghampiri Contoh 

Mari kita melihat contoh bagaimana Ada sebagai sesuatu yang tidak terkontaminasi dipetakan. Misalkan, ketika kita berbicara meja atau lautan. Meja, katakanlah jika ditelaah dari empat causa Aristoteles bisa dijelaskan. Misalnya causa materia (kayu), causa forma (bentuk/gambaran), causa efisien (tukang), dan causa finalis (dibuat meja makan misalkan). Semuanya ini dapat dijelaskan dengan skema warisan metafisika di atas.

Akan tetapi, menurut Heidegger, meja dalam dirinya tidak bisa dijelaskan. Menurut Heidegger, ketika kita mengatakan meja adalah meja dengan kriteria pengetahuan yang ada, sebetulnya, kita sedang melupakan esensi terdalam dari meja. Dengan kata lain, pendefinisian, membuat esensi kemejaan dari meja tercerabut. Kita sebetulnya sedang mereduksi meja menjadi hanya sekadar meja (tempat makan), padahal masih banyak karakter lain dari meja itu sendiri yang belum terekspos.

"Pembedaan Ontologis" Menurut Heidegger

Dari contoh di atas, pembedaan ontologis yang dimaksudkan Heidegger bukanlah soal distingsi antara Be dan being. Heidegger masih mencari dasar (ground) yang tersembunyi dari kemejaan meja itu sendiri. Maka, Heidegger membuat pembedaan antara Ada (Be) dan mengada (beings). Bagi Heidegger, meja termasuk kategori mengada, ada-adaan, ada-ada kecil (beings).

Ada atau Be bukan merupakan kumpulan dari mengada (beings). Be juga bukan merupakan sesuatu yang universal yang mencakup semua beings. 

Dengan kata lain, Be masih melampaui semua kategori being yang berkaitan dengan beings. Dalam arti tertentu, Be merupakan sesuatu yang mendasari, menopang, menjadi dasar yang mem-Be-kan semua beings. Penemuan Be tidak dilakukan melalui relasi kausal-rasional, tetapi melalui aktivitas pewahyuan, manifestasi atau upaya penyingkapan.

Pembedaan ini dimaksudkan agar orang tidak terpaku pada beings dan melupakan Be yang ada di belakangnya. Heidegger memetakan skema pembedaan ontologis ini demikian:

1) dalam metafisika biasa beings (alam semesta) dilandasi atau ditopang oleh Be dalam arti Pencipta, Causa Sui, dll. 2) dalam skema pembedaan ontologis (menuju esensi metafisika) ditemukan bahwa antara beings dan Be masih terdapat relasi kausal-rasional (beings dan Be). Dan, sejauh Be sebagai Pencipta direpresentasikan, Be dalam dirinya diturunkan derajatnya atau direduksi menjadi sekedar beings. Artinya, menurut Heidegger, Be dalam dirinya sendiri dilupakan. Perbedaan ontologis Heideggerian menunjukkan problem ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun