Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bongkar Oposisi Biner Asia-Amerika

12 April 2021   20:42 Diperbarui: 12 April 2021   20:51 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk kampanye anti rasial di Amerika. Foto: kompas.com.

Polemik sentimen rasial rupanya cukup memanas di Negeri Abang Sam. Belakangan ini, sentimen rasial memang hanya mengincar warga Afro-Amerika. Setelah penembakan warga kulit hitam George Floyd pada Mei 2020 lalu, gelombang anti-rasial di Amerika Serikat semakin menjadi-jadi. Kali ini, target dari serangan sentimen rasial ini adalah warga Asia-Amerika.

Target warga Asia-Amerika umumnya dikaitkan dengan wabah virus korona yang melanda dunia saat ini. Bagi sebagian masyarakat Amerika Serikat, wabah ini dibawa oleh orang-orang Asia khususnya Cina. Di kebanyakan tempat umum, beberapa warga Asia mengaku kerapkali diejek, dihujat, dan bahkan menjadi korban kekerasan fisik bernuansa sentimen rasial. Pokoknya, semua yang bermata sipit selalu dipandang mendapat cela dan dicap pembawa virus.

Semenjak virus korona menghantam penduduk Amerika Serikat, gelombang anti warga Asia (khususnya Cina) merajalela di sejumlah negara bagian. Situasi anti Cina ini, memang telah memanas ketika perang dagang (war trade) antara Amerika Serikat dan Cina dimulai. Pada periode kepemimpinan Donald Trump, relasi antara Cina dan Amerika Serikat kian hari kian tak akur. Banyak kebijakan yang dibuat oleh masing-masing negara sangat memengaruhi situasi geopolitik dan ekonomi dunia.

Embargo produk-produk tertentu atau ekspor-impor antar-kedua negara sering diberlakukan secara sepihak. Semua tindakan ini, tentunya memicu ketegangan di antara negara-negara yang ikut menjalin kerja sama dengan kedua negara. Dari perang dagang, konflik kemudian semakin diperparah dengan hadirnya pandemi virus korona. Karena muncul pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, banyak masyarakat mengklaim bahwa virus ini "diproduksi" di Cina. Wacana-wacana demikian tentunya menurunkan imun stabilitas kedamaian hidup bersama di Negeri Paman Sam.

Akan tetapi, kita perlu mencermati bagaimana kebebasan dan watak demokrasi warga Paman Sam di kemudian hari. Jika isu rasial ini tetap berkembang, indeks kematangan demokrasi tentunya harus dipertanyakan dan dievaluasi secara serius. Pertanyaannya: "Bagaimana mungkin negeri industri demokrasi menyekolahkan warganya untuk menyemai benih-benih ketidakadilan dan disharmoni?"

Warga Asia-Amerika sejatinya tidak mempunyai bukti akurat terkait penyebaran virus korona di Negeri Paman Sam. Sebagai warga yang menetap dan memiliki identitas sebagai penduduk  sah Amerika Serikat, seharusnya karakter sentimen rasial tak lagi digaungkan di tengah hidup bersama. Labelitas pembawa virus merupakan akar dari semua tindakan kriminal dan ketidakadilan hidup sosial. Labelitas ini juga, hemat saya, memungkinkan terjadinya konflik berlatar sentimen rasial terhadap warga kulit hitam di Amerika.

Jika label-label, seperti Afro-Amerika, warga kulit hitam, warga Amerika Latin, atau Asia-Amerika ditanggalkan, isu-isu rasial tentunya tak ada. Penyematan oposisi biner hitam-putih, pendatang-pribumi, dan lain-lain merupakan benih-benih yang menghancur keutuhan hidup bersama. 

Pemerintah seharusnya membuat kebijakan tertentu untuk menghapus secara definitif pelabelan latar belakang warganya agar tidak menimbulkan gesekan-gesekan yang mengarah pada disintegrasi hidup bersama.

Peristiwa penembakan enam perempuan Asia di sebuah lokasi Spa Cherokee County, Atlanta, Georgia pada 16 Maret 2021 merupakan indikasi bahwa sentimen kebencian terhadap warga dengan latar suku atau ras tertentu belum menua. Meski Robert Aaron Long, pelaku penembakan tidak mengakui motif penembakan atas alasan rasial, akan tetapi kejadian ini muncul ketika isu sentimen rasial tengah menguat di beberapa negara bagian Amerika Serikat.

Publik berharap, ancaman berlatar sentimen rasial bisa segera ditangani oleh pemerintah Amerika Serikat. Hal ini menjadi penting mengingat dunia masih diliputi situasi mencekam karena pandemi virus korona. Warga negara tidak akan merasa nyaman beraktivitas jika isu-isu ini tetap diparkir di media sosial maupun interaksi harian warga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun