Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pojok Solidaritas untuk Hari Esok

10 April 2021   21:32 Diperbarui: 10 April 2021   21:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dusun di wilayah Oesao yang dilanda bajir dan badai tropis. Foto: Dok. Pribadi Kristianto Naku.

Ruas Jalan Timor Raya sedikit macet. Beberapa pohon tumbang yang masih tergeletak di jalan, juga luapan lumpur yang dibawa banjir pada Minggu (4/4/2021), sungguh merendam duka yang tak cukup diasa kata. Banjir disertai badai tropis dalam satu pekan terakhir ini, memang mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wilayah seperti Noelbaki, Tuapukan, Oesao, Taklale, dan Kota Kupang sendiri, lumpuh diterjang badai dan banjir. Banyak warga kehilangan tempat tinggal, prabot rumah tangga, hewan-ternak. Semua dilahap air bercampur lumpur. Ketika banjir tiba, warga hanya menyelamatkan diri dan barang-barang berharga keluarga, berupa dokumen-dokumen penting. Semua hal lain ditinggalkan di rumah. Yang ditinggal justru digelandang banjir.

Hingga Sabtu (10/4/2021), banyak warga tetap tinggal di posko pengungsian. Lumpur tetap menumpuk di dalam rumah. Upaya menyedot tumpukan lumpur dari dalam rumah tentu memakan waktu yang cukup lama. 

Di lokasi kejadian, hanya harapan yang dapat diusung, hanya duka mendalam yang dapat dicerna; serta, hanya belas kasih yang mampu menegakkan kembali fondasi kebahagiaan untuk hari esok.

Akibat banjir dan badai tropis seminggu yang lalu, listrik lumpuh total. Seluruh kota kupang, bahkan selama beberapa hari melewati gelap tanpa lampu. 

Pohon-pohon yang digedor malam-malam oleh angin titipan Benua Kanguru rebah tak bersandar. Tiang-tiang listrik yang tadinya kokoh-kekar, ambruk ditiup badai. Gelap gulita pun menyelimuti wilayah Kupang dan sekitarnya.

Warga tetap mengharapkan uluran tangan dan belas kasihan dari semua penghuni Indonesia. Jika ada yang lebih dari kepunyaanmu, sumbangkan kepada mereka. Isilah kantong-kantong mereka yang kosong dengan empati dan rasa kemanusiaan.

Panjatkan doa bersama agar saudara-saudara kita yang tertimpa pohon, diterjang badai, dan dilahap banjir segera lekas pulih. Dari lokasi kejadian, saya menggotong harapan mereka ini kepada kita.

Kita perlu lekas memberi, menurunkan harga, menyumbang sesuatu, dan menyambangi mereka dengan buah tangan. 

Tim tanggap masalah sosial, seperti Kongregasi Claretian (CMF), saat ini tengah hadir di lapangan untuk memperpanjang rasa kepedualian siapa saja bagi saudara-saudari kita yang tertimpa musibah. Besar-kecil sumbangan, tentunya sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan.

Air bersih, pakaian, alat-alat kebersihan, obat-obatan, dan logistik makanan, untuk saat ini masih terbatas. Semua masih dalam keadaan darurat. Ada harapan, tangan-tangan kebaikan mampu menghangatkan suasana tidur malam dan menenangkan amukan lelah. 

Secara materil, saudara-saudara kita di Kota Kupang sangat kehilangan. Dan, secara psikologis, trauma dan beban pikiran menambah berat kurasan energi yang dikeluarkan untuk merenovasi situasi. Realitas saat itu, tak lagi dinikmati saat ini.

Mari kita mengencangkan kekuatan untuk aksi solidaritas menegakkan kembali harapan saudara-saudari kita yang dilanda badai dan banjir. 

Kekuatan aksi bersama, hemat saya, mampu memberi enegri baru sekaligus harapan baru menuju hari esok yang kembali pulih. Musibah kali ini adalah musibah kita bersama. Mari mencintai dengan memberi dan ber-aksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun