Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kawal Ruang Maya Usai Penembakan di Kafe Cingkareng

26 Februari 2021   10:03 Diperbarui: 26 Februari 2021   10:09 2657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku penembakan di Kafe RM Cingkareng Jakarta Barat. Foto: tribunnews.com.

Satu peristiwa kadang dikonsumsi dengan beragam alat perasa. Di tangan netizen, sebuah peristiwa bisa saja lebih heboh dan lebar ulasannya, ketimbang peristiwa aslinya. 

Untuk itu, kita perlu berjaga-jaga agar peristiwa tertentu tak digiring masuk menyerupai sebuah kebenaran. Insiden penembakan di Kafe Cengkareng juga perlu dikawal di ruang maya agar tak melebar ke mana-mana.

Insiden penembakan di Kafe RM Cingkareng Jakarta Barat pada Kamis (25/2/2021) dini hari merupakan senjata uji Institusi Kepolisian. Diketahui Bripka CS pelaku penembakan, untuk saat ini tengah diamankan di Polda Metro Jaya. 

Dalam keterangan sementara, Bripka CS melepaskan tembakan dalam kondisi tak sadar karena mabuk. Insiden ini menelan setidaknya empat korban. 

Tiga di antaranya tewas di tempat (salah satu anggota TNI dan dua karyawan kafe), sedangkan yang lain mengalami luka dan masih dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati.

Belakangan ini, Institusi Polri memang dihantui persoalan terkait lingkup internal. Seminggu yang lalu, Kompol Yuni Dewi ditangkap karena terbukti menggunakan barang haram (narkoba). 

Saat ini, Kompol Yuni masih dalam tahap penyelidikan dan menunggu proses hukum. Ironisnya, belum selesai masalah Kompol Yuni, problem lain datang mengerubungi institusi kepolisian kita -- Bripka CS menjadi pelaku penembakan di Kafe RM Cengkareng, Jakarta Barat. Apa yang bisa didalami dalam kilas peristiwa runut ini?

Transisi kepemimpinan di tubuh Institusi Polri sejatinya baru diaprobasi pada awal Februari kemarin. Komjen Lystio Sigit Prabowo dipercayakan untuk menahkodai perjalanan Institusi Polri ke depan. 

Dalam pemaparan visi-misinya, Kapolri Lystio Sigit menekankan formasi Presisi sebagai strategi menajemen tugas dan tanggung jawab institusi. 

Formasi Presisi ini, tentunya tidak hanya diperkuat dan ditegaskan di luar komunitas Polri, tetapi juga di rumah tangganya sendiri. Dalam hal ini, formasi Presisi juga perlu menyasar lingkup internal institusi -- khususnya integritas dan profesionalitas keanggotaan.

Lalu, bagaimana dengan Bripka CS yang menggunakan senjata di luar kewenangan dan tugasnya sebagai aparat keamanan? Dalam peristiwa penembakan yang menelan empat korban, Bripka CS tentunya sudah keluar dari fungsi dan tanggung jawabnya sebagai aparat keamanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun