Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wibawa Pers di Tengah Pagebluk

9 Februari 2021   09:14 Diperbarui: 9 Februari 2021   09:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan pengambilan video bersama tim PUSKAT Yogyakarta. Foto: Dok. pribadi Kristianto Naku.

Pandemi kata, informasi, gambar, video, dan beragam aksesoris lainnya di ruang maya membuat publik kepala jadi "mumet." Bagaimana tidak, saat ini, setiap orang mampu mendirikan perusahaan medianya sendiri dan "menjualnya" ke publik. Di saat bersamaan, media-media besar hilir-mudik mencari cara agar pengaruh mereka tetap dilirik pelanggan. Semua gejolak ini adalah warta aktual untuk kondisi ruang gerak lembaga pers saat ini.

Setiap tanggal 9 Februari, kita merayakan Hari Pers Nasional (HPN). Pada 9 Februari 2021 ini, HPN mengangkat tema "Bangkit dari Pandemi, Pers sebagai Akselerator Perubahan dan Pemulihan Ekonomi." Tema ini diangkat mengingat latar situasi global yang masih digebuk pagebluk virus corona. Tak hanya pegebluk,  ambruknya lini ekonomi juga menjadi latar penting situasi global saat ini.

Berhadapan dengan situasi ini, pers sebagai wadah penyambung informasi (to inform) dan pengontrol sosial (social control) berusaha memberikan pelayanan yang baik terkait berbagai gejolak di pelosok dunia. Senjata yang dipakai tentunya tetap mengedepankan apa yang dinamakan dengan akurasi, aktual, dan faktual. Di zaman serba daring sekarang, pandemi informasi memang kian menjamur. Bahaya aksi baku tembak informasi di jagat maya, membuat banyak portal media bersaing dengan cara-cara yang kurang sportif.

Tantangan pers memang ada pada konsistensi menghidangkan berita dengan data dan fakta yang akurat -- bukan sekadar mengejar oplah dari setiap informasi yang disajikan. Di jagat maya, banyak perusahaan baru, pemimpin baru, dengan nama yang baru pula, berusaha melengser pengaruh dari media-media besar. Hal ini memang menjadi tantangan besar dunia pers sekarang. Jika setiap kita tak mampu menahan emosi dan terpengaruh dengan ambisi media abal-abal, dunia pers tentu akan kehilangan kredibilitas dan perannya di tengah masyarakat.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate melalui akun twitternya @PlateJohnny menyampaikan bahwa peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 menjadi momen baik bagi semua anggota pers dan lembaga pers nasional untuk tetap berdiri sebagai lembaga yang independen dan kredibel di mata publik. "Peringatan HPN 2021 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan komitmen pers dalam membangun media massa yang aktual, faktual, dan akuntabel," kata Menkominfo Johnny Plate.

Lembaga Pers Nasional, jika kita menelisik ke sejarah terbentuknya memang sudah melalui begitu banyak situasi menegangkan. Di beberapa rezim pemerintahan di negeri ini, kekuatan lembaga pers kadang dibredel dengan mudah. Kita tahu, sebelum masa Reformasi, keberadaan pers selalu menjadi musuh besar pemerintah. Kehadiran media dengan berbagai informasi yang akurat dan kredibel kadang membuat mereka yang berkuasa tak mudah duduk tenang.

Fungsi lembaga pers di tengah masayarakat bermacam-macam. Pertama-tama, pers hadir sebagai wadah penyalur informasi (to inform). Dalam hal ini, pers hadir sebagai media yang berusaha menyampaikan kepada masyarakat terkait peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian faktual yang terjadi saat ini. Akurasi berita yang dihidangkan lembaga pers memang menjadi salah satu kekuatan dibandingkan dengan portal-portal informasi lainnya yang hanya mengandalkan nekat dan mengejar keuntungan.

Kedua, pers berfungsi sebagai wadah pendidikan. Selain sekolah sebagai lembaga formal pendidikan, pers juga hadir sebagai salah satu fasilitas pendidikan. Dalam hal ini, pers membantu pembaca untuk menginteragasikan informasi serta menghidupinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pers tidak hanya menghidangkan berita semata. Informasi-informasi penting lainnya, juga diletakkan pada kolom-kolom tertentu, untuk dijadikan kelas khusus bagi pembaca dalam dunia pendidikan. Sebagai pemberi informasi, pers -- melalui berita-berita yang dihidangkan -- berusaha melatih pembaca agar paham mengenai kaidah-kaidah berbahasa yang baik, serta mengajarkan bagaimana cara menulis.

Ketiga, pers juga berfungsi sebagai sarana kritik sosial (social control). Dalam hal ini, pers ikut andil dalam menciptakan suasana hidup yang berkeadilan (justice) dan sejahtera (welfare). Untuk itu, lembaga pers berusaha menyampaikan data-data terkait informasi seputar ruang gerak kehidupan sosial, instasi, lembaga, program kerja, serta berbagai kebijakan yang nantinya akan dinilai, dikritisi, dievaluasi, dan dimintai input dari publik. Fungsi ini, kadang-kadang membuat lembaga pers jatuh pada tawaran kekuasaan dan bertindak kurang jujur. Ketika diberi santunan tertentu agar hal-hal buruk tak dihidangkan ke publik, pers menjadi lembaga bungkam dan mati suri.

Keempat, pers berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah (bridge of social control). Menjadi wadah penghubung antara dua situasi atau kelompok berbeda tentunya memerlukan keterampilan yang memadai. Tugas seorang perantara atau penghubung adalah memastikan bahwa pesan yang disampaikan dari satu kanal ke kanal yang lain bisa diterima dengan baik. Berhadapan dengan tugas ini, lembaga pers nasional Indonesia sudah menjadi jembatan yang baik dalam mengkomunikasikan segala hal yang berkaitan dengan pemerintah dan masyarakat serta sebaliknya.

Kelima, pers tentunya juga berfungsi sebagai wadah dimana masyarakat menimba informasi berupa hiburan (to entertain). Dalam kolom-kolom tertentu, sebuah portal media tentunya menyajikan informasi yang sifatnya menghibur. Misalkan kolom sosok, kolom sastra, atau kolom sepak bola. Semua jenis informasi ini bisa digolongkan sebagai hiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun