Hari ini, ketiga orang Majus dari Timur menemui bayi Yesus. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang dengan persembahan masing-masing. Ada yang membawa emas, kemenyan, dan mur. Persembahan-persembahan itu merupakan bentuk optimisme mereka atas kehadiran sosok Sang Juruselamat.Â
Di tengah badai pandemi Covid-19 ini, kita juga tengah menunggu orang Majus dari Timur. Kiranya mereka membawa vaksin untuk cita-cita hidup yang lebih aman, damai, sejahtera, bebas, dan sehat.
Orang-orang Majus diceritakan datang dengan tuntunan bintang. Kala itu, alat-alat, seperti kompas, GPS atau google map, seperti sekarang ini belum ada. Maka, harapan mereka satu-satunya adalah bintang. Personifikasi bintang tak lain daripada gambaran kehadiran Sang Pembawa Harapan. Di bawah tuntunan sinar cahaya bintang, Orang-orang Majus akhirnya sampai di tempat kelahiran Yesus.
Injil Matius mengisahkan bahwa ada tiga Orang Majus yang datang menyembah bayi Yesus. Dalam tradisi Gereja Katolik, ketiga orang yang diyakini sebagai raja ini dikenal dengan nama Baltasar, Melkior, dan Kaspar. Ketiganya adalah representasi dari utusan tiga benua, yakni Asia, Afrika, dan Eropa.Â
Dari tiga benua ini pula istilah jalan, kebenaran, dan hidup bisa dicermati secara mendalam. Asia tak lain adalah tempat bertumbuhnya banyak kepercayaan yang kemudian disebut jalan, dari Eropa pencarian akan kebenaran diusung, dan dari Afrika, kehidupan adalah keutamaan yang terus dicari.
Perjalanan Orang Majus dari Timur bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Mereka justru menemui berbagi tantangan sebelum menyentuh bayi Yesus. Dalam kisah Injil Matius, ketiga Orang Majus dari Timur justru dicegat Herodes. Saat itu sosok Herodes adalah sosok yang ditakuti di seluruh wilayah Yudea.Â
Ketika mendengar Orang Majus datang untuk menyembah Sang Harapan, Herodes langsung mengatur siasaat untuk mencegal. Untungnya, Orang Majus dari Timur, yang kebanyakan memiliki latar pengetahuan yang memadai, mampu meruntuhkan niat Herodes. Orang Majus pulang tanpa menemui Herodes.
