Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jaga Dapur Tetap "Ngebul" Saat Pandemi

21 Oktober 2020   16:07 Diperbarui: 21 Oktober 2020   16:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus korona (Covid-19) sebagai pandemi, perekonomian menjadi lumpuh. Perekonomian global diperkirakan mengalami defisit hingga ke level mines dua persen. 

Perekonomian Indonesia juga diperkirakan runtuh hingga ke level "negative growth." Dari wabah Covid-19, menjamur wabah-wabah yang lain. Yang paling gamblang sekarang adalah wabah PHK, wabah pengangguran, wabah hoax, serta wabah lain yang siap mengintip.

Efek korona semakin serius "menggerayangi" semua sektor kehidupan. Pengangguran meningkat. Usaha bangkrut. Bisnis mengalami pendarahan hebat hingga kerugiaan triliunan rupiah. 

Untuk menanggulangi wabah ini, maka ditetapkan kebijakan work from home (WFH). Kebijakan ini dinilai mampu memotong rantai penyebaran korona. 

Melalui kebijakan ini pun, masing-masing orang perlu kreatif agar tetap produktif. Semua upaya untuk tetap produktif selalu mengarah pada terjaminnya kehidupan (prosperity).

Akan tetapi, perlu disadari bahwa tidak semua pekerjaan bisa seproduktif seperti ketika masih berada di luar rumah. Hal ini mengantar kita pada logika kapitalisme lama yang menuntut adanya interaksi langsung. Logika kapitalisme lama menuntut adanya interaksi langsung antara buruh dan majikan, antara pemilik usaha dan para pekerja. 

Di dalam rumah, semua pekerjaan terbatas. Mereka yang kemarin bekerja dengan sistem kontrak, tentunya akan kehilangan upah dan lahan kerja ketika dipaksa harus bekerja dari rumah.

Di tengah pandemi ini, kita tetap patuh agar hastag di rumah aja (#dirumahaja) menjadi status harian dan story 24 jam di plat media sosial masing-masing selalu update. Maka, sebisa mungkin dicari penghasilan lain agar bisa bertahan hidup. Apapun bentuk pekerjaannya, yang penting halal.

Yang bisa dilakukan sekarang adalah menjadi relawan. Opsi menjadi relawan adalah salah satu bentuk pekerjaan mulia di tengah pandemi ini. Relawan dalam hal ini memiliki beragam bentuk.

Ada model relawan yang getol mengadakan konser musik dari rumah untuk menghibur orang agar betah berada di rumah, ada relawan yang berusaha menularkan berita-berita yang benar dan membendung hoax-fakenews, ada relawan yang berupaya membagikan sembako, relawan di bidang keamanaan wilayah, dll. Semua ini adalah aneka pekerjaan yang selalu digandrungi. Sekali lagi, di balik semua pekerjaan ini, pasti ada upahnya. Dan yang penting halal.

Beberapa relawan mengatakan bahwa dengan menjadi relawan, kita tidak hanya menyumbangkan tenaga, waktu, fasilitas saja, akan tetapi kita sejatinya tengah mempromosikan solidaritas (solidarity) dan rasa cinta (sense of love). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun