Idealnya, umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadahnya di saat Ramadan. Dari shalat wajib hingga shalat sunat. Dari zikir hingga setelah witir. Dari membaca Al-Quran hingga rencana mengkhatamkan.
Namun, bagaimana jika kita adalah ibu menyusui di masa ASI eksklusif enam bulan?
Apakah kita tetap harus mengejar target ibadah ideal Ramadan saat waktu kita 100% untuk merawat bayi?
Ternyata tidak seperti itu. Allah memang adil. Bagi wanita, meskipun ia tak berkesempatan menggalakkan ibadah seperti di atas, wanita tetap mendapatkan pahala yang tak kalah besarnya.
Jika kita tak berpuasa, hanya dengan menyuguhkan makanan berbuka puasa, kita juga mendapatkan pahala puasa.Â
Sama halnya seperti wanita haid, meski ia tidak bisa dan tidak boleh shalat, dengan zikir dan membacakan surat-surat hapalan pendek pun ia dapatkan pahala.
Sebagai ibu menyusui, merawat bayinya adalah prioritas. Ada yang cukup dan mampu menyusui sembari berpuasa. Ada pula yang seperti saya di tahun lalu, memilih tidak berpuasa.
Meskipun kita diperkenankan tak berpuasa di bulan Ramadan dengan alasan, puasa istimewa ini tetap harus dibayarkan atau diganti.
Kita dapat melakukannya dengan niat mengganti puasa Ramadan di luar bulan Ramadhan. Dapat pula dengan membayar fidyah, yang dapat diartikan dengan memberi makan kaum fakir, miskin, dhuafa ataupun yatim dan atau piatu sebanyak porsi yang kita makan per hari.
Jika tak memungkinkan membayar fidyah per hari, dapat dengan langsung merapel per bulan asalkan setara dengan kebutuhan makan kita selama satu bulan berpuasa.
Tahun ini, bayi kami sudah berusia 1 tahun tiga bulan. Ia sudah bisa makan nasi selayaknya orang dewasa.Â
Ia juga tak protes ketika ingin mimik tapi tak ada banyak ASI. Selama ia bersama ibunya, ia cukup ngempeng mimik jika sudah lelah, ia akan tertidur.
Belajar dari Ramadhan tahun lalu yang tak punya waktu untuk berpuasa. Kembali dapat berpuasa tahun ini, terasa benar-benar seperti anugrah.
Semoga bunda-bunda tidak merasa teritnggal amalan walau tak banyak melakukan amalan ibadah.Â
Seorang ibu, amalannya adalah mengasuh anak-anaknya, melayani suaminya, meskipun hanya dapat shalat lima waktu. Tujuh pintu surga terbuka lebar untuk para wanita yang ikhlas melakukan semua tugasnya hanya untuk mengharap ridho Allah.
Selamat berpuasa, para wanita. Jangan lupa selalu belajar karena kita juga madrasah bagi anak-anak kita.
Jika tak cukup waktu tapi masih bisa medsosan, ini akun instagram yang biasa saya simak:
@muhammadnuzuldzikri @fiqihwanita_ Â
@abun_nada menampilkan ilmu agama melalui komik tanpa gambar wajah disertai referensi, akan sangat memahamkan.
Untuk berita keislaman luar dan dalam negeri terpecaya insyaallah dapat diakses dari @arrahmahdotcom.
Semoga bermanfaat.
Sungailiat, puasa hari ke-2 Ramadhan 1442/2021