Mohon tunggu...
Kristia N
Kristia N Mohon Tunggu... Guru - Penyuka kata

Menuang rasa, asa menjadi kata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Emak-emak E-Commerce

9 Januari 2021   06:06 Diperbarui: 9 Januari 2021   06:56 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ketika masih gadis, sekitar dua tahun lalu, saat saya kenang-kenang lagi, ternyata para wanita yang sudah menikah yang saya kenal, rata-rata memiliki bisnis sampingan.

Ada yang menunjukkan produknya via status Whatsapp, ada juga kerap promosi di linimasa Facebook, dan begitu juga video singkat Instagram.

Produk yang didagangkan juga variatif. Donat, pizza dan sebangsa kue lainnya; pakaian untuk bayi sampai dengan anak-anak; hasil panen kebun seperti alpukat, salak, jagung, duku, durian, semangka dan lainnya. Begitu pula dengan peralatan dapur dan semisalnya ataupun jenis jasa seperti gunting rambut dan video testimoni  kepuasan pelanggan serta dengan rambut cantiknya.

Jenis produk tadi sama variatifnya dengan keberlangsungan bisnisnya; ada yang konsisten hingga mendirikan toko offline; ada yang cukup tetap promosi online; ada yang musiman panen hasil kebun; ada pula yang tak muncul lagi promosinya.

Ternyata aktivitas ini disebut e-commerce. Apa sih e-commerce itu? Dikutip dari salah satu tulisan dari blog hestanto.web.id yang berjudul E Commerce Menurut Para Ahli, Mariza Arfina dan Robert Marpuang menjabarkan, e-commerce atau yang biasa dikenal dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet di mana terdapat website yang menyediakan layanan 'get and deliver'.

E-commerce itu sendiri adalah suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen, dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik. Dengan demikian pada prinsipnya bisnis dengan E-commerce adalah bisnis tanpa warkat paperless trading. (Munir Fuady, 2002)

Nah, dari kutipan tadi, walau ada sekian teknis jargon ekonomi yang mungkin mengharuskan beberapa dari kita untuk melakukan pencarian definisi lagi; dapat disimpulkan bahwa dengan media sosial, siapa saja bisa membangun dan mengembangkan bisnisnya baik melalui sebuah perusahaan online ataupun secara mandiri.


E-commerce sudah menjadi gaya hidup saat ini karena menguntungkan para pelaku bisnis ataupun pembelinya. Selain cepat respon dalam tawar menawar, siapa saja bisa membeli hanya dengan satu klik pada ponsel kita. Pembeli juga dapat bersantai menunggu layanan antar produk tiba ke rumah baru membayarnya yang disebut cash on delivery, COD.

Namun, di balik kemudahan di atas, dalam melakukan e-commerce ini kita perlu benar-benar memperhatikan beberapa poin yang menentukan.

Sebagai pembeli, tentu kita tidak ingin merasa tertipu. Sayangnya perasaan tertipu ini terkadang terjadi  karena kurang wawasannya si pembeli atau kurang membaca dan menggali informasi mengenai produk yang ingin dipesan.

Sebagai contoh, misal kita ingin membeli laptop dan memilih toko L*z*d*. Ada sebuah foto laptop yang murah "D**L LATITUDE D630 [SUPERDUTY] INTEL CORE 2 DUO PROCESSOR/ 2GB DDR2/ 40GB HDD/ WINDOW 7 PRO [ 1 YEAR WARRANTY ] REFURBISHED
Gratis Ongkir Rp1.600.000."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun