Mohon tunggu...
Kristiadji Rahardjo
Kristiadji Rahardjo Mohon Tunggu... Dosen - manusia biasa yang mendamba cinta hadir di dunia; suka membaca, traveling, fotografi, main biola dan badminton

manusia biasa yang mendamba cinta hadir di dunia; suka membaca, traveling, fotografi, main biola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyembuhan Psikososial dari Perspektif Spiritualitas Kristiani (4)

1 Agustus 2018   14:28 Diperbarui: 1 Agustus 2018   14:32 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gua Adorasi di Taroanggro, Reco, Wonosobo Timur (dok. pribadi)

IV. Relevansi dan aplikasi spiritualitas Kristiani terhadap penyembuhan gejala psikososial

Situasi masyarakat Indonesia dewasa ini sangat rentan terhadap timbulnya bencana sosial dan bencana alam yang dapat menimbulkan trauma dan penderitaan yang mendalam. 

Kehadiran agama dengan tradisi spiritualitasnya, termasuk spiritualitas Kristiani masih sangat dibutuhkan dalam konteks masyarakat Indonesia. Hal ini terutama karena spiritualitas Kristiani dapat menjadi salah satu modal atau kekuatan bagi proses penyembuhan trauma dan gejala psikososial bagi umat Kristen pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Kekayaan spiritual yang ada pada umat Kristen dapat disumbangkan bagi upaya penanganan krisis akibat bencana alam dan/atau bencana sosial yang menimbulkan gangguan psikososial itu. 

Pertanyaannya: Apa relevansi dari spiritualitas kristiani bagi penyembuhan gejala psikososial ? Bagaimana spiritualitas kristiani dapat diaplikasikan dalam proses penyembuhan psikososial tersebut? Bagian berikut akan memberikan jawaban atas kedua pertanyaan ini.

Korban gempa bumi Jogya 27 Mei 2006 (do. pribadi)
Korban gempa bumi Jogya 27 Mei 2006 (do. pribadi)

Beberapa gejala (symptoms) psikososial yang biasanya muncul dalam individu maupun masyarakat yang menjadi korban bencana sosial dan/atau bencana alam adalah trauma, kehilangan orientasi nilai, krisis kepercayaan, bahkan krisis iman. 
Gejala psikososial itu menyentuh pengalaman eksistensial yang berkaitan dengan pandangan tentang diri, orang lain, kehidupan (asal, tujuan dan cara hidup), dunia, penderitaan dan kematian. 
Gejala psikososial juga berkaitan erat dengan pengalaman religius, yakni pandangan dan sikap terhadap Tuhan, keselamatan dan kehidupan kekal. Pendek kata pengalaman eksistensial (manusiawi) dan religius seseorang akan memengaruhi kuat lemahnya gejala psikososial dalam diri para korban bencana sosial dan bencana alam. 
Pada titik ini, spiritualitas Kristiani yang menyentuh pengalaman religius-manusiawi dapat memperkuat daya tahan dan membantu proses penyembuhan terhadap gejala psikososial.

Penyembuhan trauma (trauma healing)

Untuk menyembuhkan trauma dan penderitaan yang ditimbulkan oleh bencana alam dan sosial, spiritualitas Kristiani dapat membantu suatu proses penerimaan realitas diri dan realitas sosial sebagai bagian dari pengalaman hidup yang riil. 

Mereka yang mengalami trauma dapat diajak untuk mengakrabipengalaman itu: apa yang dirasakan, dicemaskan, apa yang hilang, apa yang dirindukan, dan seterusnya. 

Biasanya mereka yang mengalami gejala psikososial menjadi tidak realistis atau tidak obyektif dalam memandang diri, orang lain, masyarakat, peristiwa yang dialami dan dunia, bahkan Tuhan. 

Para korban lebih cenderung memandang secara negatif dirinya dan realitas di luar dirinya, bahkan bisa muncul sikap penolakan, merasa diri tak berarti, dan mempersalahkan (to blame) atau mengambinghitamkan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun