Kegagalan merupakan satu kata yang cukup "menakutkan", gagal artinya salah dalam melangkah sehingga hasilnya tidak memuaskan.Â
Berkali-kali mengulang-ngulang kesalahan, dianggap tidak belajar dari kegagalan yang telah terjadi. Kita selalu berupaya, dengan mendengarkan " Masukan" dari orang lain, agar kita bisa maksimal dalam menjalankan hidup dengan semestinya. Namun, ternyata masukan tersebut belum tentu pas juga, dengan kondisi kita.Â
Misalkan ada seorang anak yang tidak pandai bergaul, apalagi memeriahkan suasana. memeriahkan suasana adalah kata yang bertolak-belakang menggambarkan "definisi" terkait anak ini.Â
Menyapa orang lain sangat sulit untuk dilakukan, mungkin bagi kebanyakan orang "enteng-enteng" Saja tanpa beban. Tapi bagi si anak ini, harus memutar otak. Anak-anak kecil di usianya sangat suka bermain, suka mainan. Anak ini juga suka mainan tapi lebih suka asyik bermain sendiri.Â
Orang tua pada umumnya akan senang jika anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mudah bergaul, periang, dan atraktif. Anak yang dianggap "penutup diri", dianggap kurang berwawasan dan berpikiran sempit.Â
Karena memang selalu ada anggapan, orang yang pandai berkomunikasi adalah anak yang pandai. Dan apalagi, zaman sekarang yang banjir informasi. Menekankan bahwa komunikasi adalah " Kunci utama kesuksesan ".
 Namun, ternyata dibagian mata pelajaran lain "apalagi eksak", dia terbilang cepat menangkap. Orang tua juga bangga memiliki anak yang pandai mata pelajaran eksak.Â
Awalnya, anak ini tidak begitu pandai-pandai amat. Namun, karena ada anggapan kalau " Pandai eksak", adalah orang yang dikukuhkan pandai.Â
Ia langsung berlatih terus menerus, bisa juga ada passion dari anak ini.Â
Orang tuanya sebenarnya cukup bangga, tapi lambat laun orang tuanya, bilang kalau mereka lebih senang anak periang daripada pintar dalam eksak, yang hidup dalam dunianya sendiri.Â