Mohon tunggu...
Krisnayana Berlian
Krisnayana Berlian Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember Angkatan 2019

191910501026

Selanjutnya

Tutup

Money

Jalan Tol Serpong - Cinere, Sudah Layak Ekonomi?

28 April 2020   16:14 Diperbarui: 28 April 2020   16:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Liputan6.com

Demi kelancaran manusia dalam beraktivitas, baik aktivitas sosial maupun aktivitas ekonomi, tentu mobilisasi harus dilakukan. Sebagai makhluk sosial tentu manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya.. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak datang hanya dari satu tempat. Manusia berpindah tempat dan melakukan kegiatan yang mereka butuhkan. Aktivitas sosial dilakukan dengan manjalankan interaksi antara manusia yang lain sehingga terciptalah sistem sosial.

Selain aktivitas sosial, tentu untuk bertahan hidup manusia juga akan melakukan aktivitas ekonomi. Baik produksi, distribusi, maupun konsumsi. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya juga akan mempengaruhi perputaran uang di masyarakat. Kegiatan ekonomi dilakukan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sebagai contoh, petani di desa yang memproduksi beras, nantinya akn menjual beraskan kepada distributor yang akan menyalurkan barang produksinya ke konsumen. Penyaluran barang atau distribusi ini dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa batasan lokasi, jarak, maupun waktu. Lalu, barang distribusi ini nantinya akan sampai ke tangan konsumen yang akan mengonsumsinya. Dalam satu perputaran aktivitas eknomi ini tentu sudah jelas bahwa mobilisasi harus silakukan. Karena tidak mungkin barang produksi akan berjalan sendiri kepada konsumen.

Guna memenuhi keberlangsungan aktivitas yang ada, tentu mobilisasi harus dilakukan dengan lancar. Fasilitas dan utilitas penunjang mobilisasi harus terpenuhi. Askes mobilisasi juga menentukan akankh mobilisasi berjalan dengan lancar atau tidak. Karena askesibilitas yang baik pastinya juga akan mempengaruhi kelancaran mobilisasi. Akan sulit kita dalam melakukan produksi, distribusi, maupun konsumsi apabila dalam menghasilkan, menyalurkan, dan mendapatkan barangnya tidak tersedia akses yang memadahi.

Jalan, transportasi, dan kebijakan  merupakan hal-hal vial yang dapat menjadi penunjang lancarnya sebuah mobilisasi. Jalan semakin berkembangnya waktu akan terbentuk denvgan sendirinya, kita sebagai pengguna jalan yang bertugas untuk merawat dan menjaga demi kenyamanan kita sendiri dalam menggunakannya.

Namun, jalan yang ada semakin ke sini tampaknya kurang bisa menampung jumlah transportasi yang ada. Dapat kita lihat, semakin tahun permintaan akan kendaraan bermotor di masyarakat semakin meningkat. Meskipun pelebaran jalan telah dilakukan, namun masalah-masalah yang ditimbulkan dari merebaknya jumlah kendaraan pribadi dan umum tidak dapat teratasi seefektif itu. Kemacetan akan terus terjadi terutama di kota-kota yang menjadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi. bagi kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Medan, Bandung, dan lain-lain kemacetan merupakan makanan sehari-hari.

Melihat fenomena ini, tentu kita sebagai pengguna jalan harus memikirkan alternatif lain dalam mengatasi masalah kemacetan yang ada. Pembangunan jalan tol merupakan alternatif terbaik. Jalan tol merupakan jalan bebas hambatan yang berbayar. Tentu selain dapat mengurangi kemacetan, jalan tol juga daapt mempersingkat jarak dan waktu tempu dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam jalan tol juga terdapat fasilitas-fasilitas berupa jalan yang baik dan mulus, juga terdapat area persinggahan, rest area.

Namun tidak semua pembangunan jalan tol dapat dilakukan dengan semudah itu. Terdapat studi kelayakan untuk mempertimbangkan apakah proyek yang akan dilakukan layak atau tidak untuk dibangun.

Studi kelayakan adalah kajian yang dilihat dari berbagai segi aspek baik aspek legalitas, aspek teknis, pemasaran, sosial ekonomi maupun manajemen dan keuangan, yang hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan suatu proyek dijalankan, ditunda,atau tidak dijalankann. 

Jalan Tol Serpong-cinere merupakan salah satu proyek strategis nasional sektor jalan dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Namun, apakah proyek ini layak untuk dibangun?

Terdapat banyak aspek yang menjadi pertimbangan dalam studi kelayakan sebuha proyek. Salah satunya adalah aspek ekonomi dan finansial. Apakah Jalan Tol Serpong-Cinere sudah layak secara ekonomi dan finansial untuk dibangun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun