Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rekayasa Kecantikan dan Penindasan

31 Januari 2023   17:18 Diperbarui: 31 Januari 2023   19:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disebuah negeri yang makmur, di perbatasan antara laut kaspia, di bagian Turkmenistan, daerah kota yang bernama Krasnovodsk terdapat prasasti di pinggiran danau kaspia, yang memakai bahasa kuno. Konon prasasti yang tertulis beberapa baris di batuan sedimen itu,  menurut masyarakat setempat merupakan, jejak- jejak dari Desa Ubavina yang hilang dan hangus.

Desa yang memiliki sektor penghijauan yang luas serta didampingi mayoritas masyarakatnya petani kentang. Membuat desa itu semakin tampak kesuburanya, apalagi di tempat itu, di pimpin oleh keluarga elit yang bernama Mrs. Marliyn yang kecantikanya tersohor dimana- mana pada saat itu. Dan para gadis- gadisnya yang molek parasnya anggun dan sedikit montok menambah keidealisan desa tersebut untuk para bujangan.

Tetapi dalam desa tersebut memiliki ritual yang aneh pada setiap malam, setiap gadis disana bermuka cantik dan selalu memakai masker muka yang entah terbuat dari apa. Dari prasasti yang dijelaskan memang desa ini mememiliki suatu aturan standarisasi, bahwa Mrs. Marlyn memberi stock untuk setiap gadis- gadis dan perempuan disana agar merawat wajahnya memakai masker muka.

370 ribu penduduk dari desa ubavina, kebanyakan dihuni oleh wanita, hanya 10% pria berkontribusi memajukan desa tersebut. Yang anehnya semua perempuan disana memiliki wajah yang menggairahkan, para turis- turis terbiasa bermalam disana, dan sindikiat prositusi oleh keluarga sendiri, nampak- nampak di depan mata.

Ironis, wanita disana seperti barang dagangan, "Kecantikan telah membutakan akal sehat warganya, padahal seharusnya kecantikan menjadikan sebuah anugerah, bukan menjadikan sebuah alat untuk menindas lainya". Didaerah tersebut pendidikan sangat dilarang, bahkan jika ketahuan mengajar beberapa penduduk desa tersebut, tak segan- segan untuk di esekusi mati. Seperti macam perundang- undangan yang sudah terikat.

Kemudian setiap gadis yang sudah berumur 20 tahun, mereka dipaksa menikah dengan kolongmerat dari negeri seberang, tentu saja atas perintah Mrs. Marlyn, dan yang mendanainya, pantas saja desa tersebut sangat maju dalam hal sektor pertanian, perkebunan, bisnis. Hal itu membuat simbiosis Mutualisme antara kolongmerat dan desa Ubavina semakin erat.

Diceritakan juga di prasasti yang lainya, seorang pemudi datang ke negeri tersebut, yang memang indah dari tampaknya, tapi tersimpan kejahatan- kejahatan yang non manusiawi, memang diceritakan wajah- wajah perempuan di desa ubavina sangatlah ramah dan mengundang hasrat seksula setiap pria, dan itulah komersialisasi kecantikan yang dilakukan oleh Mrs. Marlyn dan koleganya.

Ia Mrs. Marlyn pernah berpidato dalam pesta panen yang diadakan setiap musim panen yang berkisar setiap awal Januari- Maret. Ia berkata "Kecantikan kita adalah primadona, maka dari itu peliharalah kecantikan kita, agar tetap terus langgeng, apapun caranya." Sangat ambisius ucapnya.

Dan pemudi atau gadis yang datang dan menginap di tempat tersebut juga mendengarkan perkataan- perkataan Si Ambisius tadi, ia membawa sepiring makanan dan menumpahkanya di muka Mrs. Marlyn, dengan wajah memerah, dan marah, "Wanita bukanlah budak dari kecantikan mereka, kecantikan itu tumbuh dari hati bukan manipulasi, juga kecantikan tidak perlu afirmasi untuk perihal komersialisasi demi memajukan desamu saja".

Sontak membuat seluruh hadirin yang disanan kaget, kemudian Mrs. Marlyn memerintahkan pemudi atau gadis tersebut untuk ditangkap, dan dibunuh saat itu saja, dan pedang menancap tubuh pemudi itu, darah berlinangan di meja makan. Semuanya bergegas pulang dan merasa ketakutan, dalam penghujung nyawanya, gadis itu mengatakan "Desamu tidak akan lama, tunggulah." Nafas berhenti gadis asing itu mati, dan dibakar jasadnya.

Setelah seminggu dari kematian gadis asing tadi, desa ubavina tetap bersikukuh untuk melakukan tindakan kejahatan, seperti berzina, bertaruh dengan wanita, mempromosikan wanita, memberikan stock masker wajah untuk memperindah fisik wanita di desanya saja, yang ternyata diambil dari darah setiap yang melanggar perintah dari kekuasaan dan Marlyn serta kolega nya.

Dan dalam naskah ketiga dalam prasasti ini, desa ini hancur ditelan badai yang bergemuruh, petir menyambar- nyambar tanaman sampai terbakar, wajah- wajah wanita desa terbakar, dan mereka keluar terkapar di tanah, Marlyn bunuh diri atas seluruh kejadian itu. Dan desa itupun hangus terbakar, dan hanya tersisa serpihan- serpihan pasir debu. "Kematian untuk kecantikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun