Mohon tunggu...
krisna reza
krisna reza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisawa Ilmu Komunikasi Di UNIBI Bandung

Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Desain Jurusan Ilmu Komunikasi UNIBI Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Naik Turun Penjualan Nasi Kuning di Tengah Pandemi Covid-19

23 April 2021   20:19 Diperbarui: 23 April 2021   20:36 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lapak Nasi Kuning Pandawa yang Tampak Sepi-dokpri

Para penjual makanan pinggir jalan saat ini sedang dimasa sulit karena pandemi Covid-19 yang masih terus melanda, karena orang lebih banyak diam dirumah sehingga bisa memasak sendiri tidak perlu membeli keluar.

Bahkan beberapa pelaku usaha memutuskan untuk menggulung tikar karena tidak adanya pembeli dan mengalami kerugian. Memang dampak yang diberikan oleh pandemi Covid-19 ini sangat jelas dan merugikan para pelaku usaha/UMKM di Indonesia.

Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah penjual nasi kuning Pandawa di depan SDN Babakan Sari 1,2,3 Kiaracondong, Bandung. Yang biasanya ramai pembeli karena banyak orang tua yang mengantar anaknya sekolah sekarang menjadi sangat sepi karena sekolah online.

Carlia Ningsih(40) yang merupakan penjual Nasi Kuning Pandawa tersebut mengatakan bahwa saat awal pandemi merupakan puncak dari penurunan pembeli dari sebelumnya, bahkan sempat nasi kuningnya tidak terjual satu bungkus pun.

"Paling parah itu waktu awal-awal pandemi, yang biasanya ibu-ibu ngantri buat anaknya sarapan waktu itu ga kejual satu pun, ya mungkin karena masih heboh-hebohnya tuh corona jadi orang takut buat keluar rumah". Kata Carlia saat diwawancara Senin (12/4/21)

Terlihat jelas bagaimana pandemi ini sangat berdampak buruk bagi Carlia. Bebagai cara sudah dilakukan agar nasi kuningnya ini tetap laku, akan tetapi perubahan tak kunjung datang untuk usaha Carlia ini.

Bahkan Carlia sempat berpikir untuk berhenti jualan, akan tetapi tuntutan bayaran kontrakan dan juga biaya kuliah anaknya.

"Saya pernah saking gatau lagi harus gimana sempet mikir buat berhenti jualan aja, tapi dipikir-pikir kontrakan saya gimana. Terus anak saya yang pertama juga masih kuliah harus dibayar uang semesternya," jelasnya.

Yang biasanya Carlia mendapatkan 400-500 ribu per hari sekarang hanya sampai 50-100 ribu per hari yang tentu sangat turun drastis dari sebelumnya.

"Aduh lumayan banget turunnya atuh biasanya saya dapet itu bisa 400 ribu malahan pernah pas rame-ramenya dapet 500 ribu sekarang mah dapet 100 ribu juga udah alhamdulilah," Tuturnya.

Akan tetapi bukan berarti tidak ada pembeli sama sekali karena di hari tertentu juga ramai pembeli, seperti hari minggu karena banyak orang yang berolahraga keluar rumah yang ingin sarapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun