Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kolaborasi atau Konflik: Dinamika Rekrutmen Dalam Membangun Tim Impian

13 Juni 2025   10:26 Diperbarui: 13 Juni 2025   10:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekrutmen. (Sumber: https://msbu.co.id/blog/5-kesalahan-dalam-rekrutmen-it-dan-tips-menghindarinya)

Mungkin kita pernah atau sering mendengar tentang konten-konten yang kerap muncul dalam bentuk keluhan di media sosial. Misalnya tentang isi interview yang dianggap tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, dan sebagainya.

Dalam forum kerja dan ruang rapat internal juga terjadi diskusi antara HRD dengan User, dalam hal ini para manager dan kepala divisi terkait rekrutan karyawan.

Para user mengeluhkan para kandidat hasil rekrutmen HRD yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim. Secara administratif, para kandidat dianggap memenuhi syarat.

Namun, persoalannya adalah para kandidat tidak mampu menyelesaikan persoalan teknis di lapangan. Para kandidat juga dianggap tidak mampu bekerja dalam tim.

Di sisi lain, HRD menganggap para User hanya memberi kriteria umum tanpa memberikan detail teknis yang membuat mereka kesulitan dalam menyeleksi para kandidat.

Pada akhirnya, kondisi ini akan menjadi lingkaran setan, dimana satu pihak merasa sudah menjalan tugas dan fungsinya, sedangkan di sisi lain merasa kebutuhannya diabaikan.

Muncul pertanyaan menggelitik tentang pihak yang mengklaim diri lebih memahami kebutuhan tim.

Baca juga: Lonjakan Populasi Miskin Dunia: Fakta Terkini dan Tantangan Masa Depan

Persoalan dan Tantangan

Dari sisi HRD, kesalahan dalam proses rekrutmen bisa terjadi karena beberapa faktor. Ada kemungkinan, HRD hanya berfokus pada CV, hasil tes psikologi, atau kata kunci di job description tanpa memahami konteks pekerjaan secara mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun