Mungkin kita pernah atau sering mendengar tentang konten-konten yang kerap muncul dalam bentuk keluhan di media sosial. Misalnya tentang isi interview yang dianggap tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, dan sebagainya.
Dalam forum kerja dan ruang rapat internal juga terjadi diskusi antara HRD dengan User, dalam hal ini para manager dan kepala divisi terkait rekrutan karyawan.
Para user mengeluhkan para kandidat hasil rekrutmen HRD yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim. Secara administratif, para kandidat dianggap memenuhi syarat.
Namun, persoalannya adalah para kandidat tidak mampu menyelesaikan persoalan teknis di lapangan. Para kandidat juga dianggap tidak mampu bekerja dalam tim.
Di sisi lain, HRD menganggap para User hanya memberi kriteria umum tanpa memberikan detail teknis yang membuat mereka kesulitan dalam menyeleksi para kandidat.
Pada akhirnya, kondisi ini akan menjadi lingkaran setan, dimana satu pihak merasa sudah menjalan tugas dan fungsinya, sedangkan di sisi lain merasa kebutuhannya diabaikan.
Muncul pertanyaan menggelitik tentang pihak yang mengklaim diri lebih memahami kebutuhan tim.
Baca juga:Â Lonjakan Populasi Miskin Dunia: Fakta Terkini dan Tantangan Masa Depan
Persoalan dan Tantangan
Dari sisi HRD, kesalahan dalam proses rekrutmen bisa terjadi karena beberapa faktor. Ada kemungkinan, HRD hanya berfokus pada CV, hasil tes psikologi, atau kata kunci di job description tanpa memahami konteks pekerjaan secara mendalam.