Kata “kanker” sudah lazim kita dengar, tetapi bukan akronim dari “kantong kering” ya. Kanker yang saya maksud adalah salah satu jenis penyakit yang ganas. Meskipun kemajuan teknologi kedokteran sudah demikian berkembang pesat, tetapi jenis penyakit yang satu ini masih terus menghantui kita hingga kini.
Saya pernah membaca informasi terkait kanker. Ternyata ada lebih dari 300.000 anak-anak dan remaja di seluruh dunia terdiagnosis menderita kanker. Sejujurnya, angka ini cukup mengejutkan. Ini berarti bahwa penyakit kanker menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar, terutama bagi generasi muda. Saya percaya, selain kesehatan fisik, klaim diagnosis kanker pada anak akan berdampak pada kondisi emosional, relasi sosial, dan keuangan keluarga mereka.
Saya mencoba mengulas secara singkat mengenai fakta kanker pada anak-anak, jenis-jenis kanker yang umum terjadi, tantangan yang dihadapi, dampaknya bagi keluarga, dan harapan yang digantungkan para penderita untuk sembuh.
Fakta Global tentang Kanker pada Anak
Jika melihat data yang disajikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa lebih dari 300.000 kasus baru kanker pada anak-anak dan remaja (usia 0-19 tahun) tercatat setiap tahun, saya pribadi merasa yakin, bahwa angka sebenarnya bisa jadi lebih besar.
Saya menduga, mungkin saja ada banyak kasus yang tidak tercatat dalam daftar diagnosa terutama di negara-negara miskin. Apalagi, perkembangan teknologi dengan metode deteksi dan diagnosis yang semakin baik.
Dari jumlah diagnosis di atas, ternyata di Indonesia sendiri, setiap tahunnya, ada sekitar 11.000 anak yang didiagnosis menderita kanker. Data ini hanya 10% dari jumlah 100 ribu kasus di Indonesia. Kondisi ini sungguh merupakan masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan perhatian khusus.
Berdasarkan data yang dikutip ada laman detikhealth.com, angka diagnosa di atas tidak termasuk anak-anak yang tidak terdiagnosis di daerah-daerah terpencil. Hal ini berarti bahwa jumlah sebenarnya penderita kanker pada anak-anak di Indonesia kemungkinan besar lebih tinggi.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, memiliki angka kematian akibat kanker dan angka penderita kanker pada anak di Indonesia tergolong tinggi. Tingginya angka ini disebabkan karena lambatnya penanganan diagnosa dan keterbatasan akses ke layanan kesehatan yang memadai.