Mohon tunggu...
Kris Ibu
Kris Ibu Mohon Tunggu... Penulis - Sementara bergulat

Mulailah dengan kata. Sebab, pada mulanya adalah kata.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Belajar dari Kasus yang Menimpa Mahfud MD

4 Maret 2019   11:56 Diperbarui: 4 Maret 2019   14:57 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Hahaha, Tum. Kakek Kampret sdh panik. Tadi ngirim pertanyaan bodong lagi, katanya mobil saya B 1 MMD tdk terdaftar di Samsat Jakarta. Pd-hal mobil itu, 2017, sdh dimutasi ke Yogya sesuai dgn peraturan penggunaan KTP Elektronik: alamat mobil hrs sama dgn KTP Ekektronik."

Twit lainnya sebagai berikut:

"Pertanyaan bodong, Kakek. Waktu beli mobil sy ber-KTP Jakarta krn sbg ketua MK sy pny alamat di Jakarta. Stlh ada KTP Ekektronik, mobil hrs dimutasi ke Yogya krn alamat saya di Yogya. Alamat mobil hrs sama dgn KTP Elektronik. Mau cari2 pertanyaan lagi? Hahaha."

Dalam wawancara dengan Kompas TV, Mahfud MD pun mengatakan bahwa fitnahan dan hoaks ini mesti dilaporkan ke pihak kepolisian karena fitnahan ini sudah masuk pada ranah privat (privasi). 

Menurut Mahfud, berbeda dengan kasus lain seperti pembelaannya kepada Rocky Gerung bahwa "Rocky tidak bisa dihukum" dan banyak orang 'menyerang' beliau, Mahfud mengatakan: "ndak apa-apa. Itu kan urusan ilmu", kasus ini menyerang pribadinya. 

Ciutan kakekkampret yang mempertanyakan mobil Toyota Camry B1 MMD milik Mahfud sudah masuk dalam ranah privat seseorang. Pertanyaan tentang mobil Toyota miliknya adalah pertanyaan gila dan kurang ajar dan masuk kategori fitnah, terang Mahfud. Bila mau bertanya, lanjut Mahfud, bisa melalui DM, bukan lewat ciutan twitter seperti itu.

Belajar dari 'Kasus' yang Menimpa Mahfud MD

Melalui 'kasus' yang menimpa Mahfud MD ini, kita belajar dua hal berikut: Pertama, bijak menggunakan media sosial. Hadirnya media sosial (medsos) membawa kemudahan komunikasi bagi manusia. Berbeda dengan zaman dulu di mana orang sulit melakukan komunikasi jarak jauh, kini manusia yang satu dapat dengan mudah terkoneksi dan berkomunikasi dengan manusia yang lain di berbagai belahan dunia. 

Dunia pun menjadi semacam "dusun global" (global village) atau kata Agus Alfons Duka, dunia selebar daun kelor. Selain itu, ada banyak kemudahan lain yang diperoleh lewat berkembangpesatnya media teknologi yang ada. 

Meski demikian, kita harus sadar bahwa ada hal-hal tertentu yang tergerus dan 'lecet'. Ketika orang tidak bijak menggunakan media sosial yang ada, akan berdampak buruk bagi dirinya. 

Misalnya, zaman sekarang tidak ada lagi garis pemisah antara yang privat dan publik. Jika orang jatuh pada kesalahan tafsiran bahwa 'yang privat juga berarti publik", akan ada kerenggangan relasi sosial. Oleh karena itu, kita mesti bijak dalam menggunakan media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun