Di hadapan pintu
Sesudah hari raya ramah- tamah jadi rutinitas
Sesuatu yang bernama jarak diisak-isakan
Berderai berbalas-balasan.
Di kepalamu. Aku menitipkan seorang Manusia dan perumpamaan-perumpamaan.
Ia langit sejauh doa dan debu yang dijejaki getir.
Tolong antarkan pada mereka:
Yang telah lama menanti Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Bilang saja:
Itu Aku! Jangan Takut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!