Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan adalah Permata yang Mahal

10 April 2022   18:34 Diperbarui: 10 April 2022   18:35 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi persahabatan (Sumber Photo by THIS IS ZUN from www.pexels.com)

"Salah satu keindahan persahabatan sejati adalah kemampuan untuk saling memahami dan dipahami satu sama lain,"- Lucius Annaeus Seneca adalah seorang filsuf Stoik, negarawan, dan penulis drama Romawi pada Zaman Perak sastra Latin.

Apakah kamu memiliki sahabat sejati yang selalu menemani dikala suka maupun duka? Bagaimana dampak positifnya? Apakah kamu semakin bergairah dalam menjalani kehidupan? Ataukah sebaliknya, dikecewakan oleh sahabatmu? Berikut ini saya agihkan sebuah kisah persahabatan sejati.

Tersebutlah sebuah kisah dari daratan Eropa. Syahdan, dua orang pria yang bersahabat dari masa sekolah hingga dewasa. Mereka bersahabat sangat akrab dan apapun yang terjadi seolah tidak akan ada yang memisahkannya, meskipun mereka tinggal di negara berbeda.

Mereka saling mengunjungi dan mengenal masing-masing keluarganya. Karena ingin mengembangkan usahanya maka sahabat satunya berniat membuka usaha sebagai pedagang di negara tetangga itu.

Pada awalnya dua negara ini saling berdampingan dengan baik, tapi dalam perkembangannya kedua negara tersebut berseteru dan meletuplah perang, karena terdapat perbedaan haluan dan kebijakan raja.

Pada suatu saat aparat negara melakukan sweeping untuk menangkap orang-orang dari negara tetangga yang berseteru. Malang menimpa sahabat yang merantau, ia tertangkap dan mesti menghadapi hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya.

"Paduka yang mulia sebelum dihukum mati perkenankan aku mengajukan penangguhan hukuman selama 30 hari untuk menyelesaikan urusan daganganku" kata pemuda nahas itu. "Emangnya aku bodoh membiarkan kamu bebas" sergah raja dengan nada tinggi.

"Baik paduka kalau begitu aku punya usul, bagaimana kalau aku memberikan jaminan, aku memiliki sahabat di negara ini sebagai jaminan selama aku menyelesaikan urusanku" katanya dengan menundukkan kepala.

"Ok kalau begitu panggil kesini sahabatmu itu!" perintah raja. Lalu datanglah sahabat itu menemui raja. Raja bertanya "apakah kamu bersedia sebagai jaminan atas sahabatmu? risikonya jika sahabatmu tidak kembali maka kamu yang akan dipenggal kepalanya! Imbuh raja.

"Aku merasa terhormat sebagai jaminan atas sahabatku ini yang mulia" jawab pemuda penuh ketulusan. Raja mempersilakan pedagang itu untuk pulang menyelesaikan urusannya selama 30 hari.

Memasuki hari ke-30 belum juga sahabatnya hadir, saat menjelang matahari terbenam raja memerintahkan para pengawal untuk melakukan eksekusi kepada tawanan. Sahabat sebagai jaminannya telah siap menerima hukuman dengan duduk berlutut di sebuah papan kayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun