Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Motivasi Bekerja, Menukar Keringat dengan Upah?

31 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 31 Maret 2022   17:04 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miliki motivasi bekerja dengan benar (Sumber: Man holding photo created by zinkevych - www.freepik.com)

"Ia yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang ia kerjakan." - Napoleon Hill, penulis Amerika Serikat beraliran pemikiran baru yang menjadi salah satu produser genre sastra kesuksesan pribadi modern pertama.

Apakah motivasi kalian dalam bekerja? Jika pertanyaan ini digulirkan maka akan terdapat beberapa jawaban yang berbeda. Mungkin kamu akan menjawab bekerja untuk mencari uang, sementara yang baru lulus mungkin akan menjawab untuk mencari pengalaman.

Motivasi diterjemahkan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Secara ringkas motivasi bekerja dimaknai sebagai suatu dorongan untuk mencapai tujuan.

Motivasi bekerja bukan menyoal benar atau salah, namun dengan memiliki motivasi bekerja dengan benar maka akan mengubah cara berpikir dan diharapkan dapat mencapai kebahagiaan dalam bekerja.

Survei yang dilakukan oleh JobStreet.com Indonesia mengenai kebahagiaan dalam bekerja kepada responden berusia 22-26 tahun yang merupakan generasi "Y" dan telah berpengalan bekerja selama rentang 1 tahun hingga 4 tahun, menemukan 33,4 persen responden tidak merasakan bahagia.

Survei dilakukan selama dua bulan antara Juni-Juli 2016 kepada 27 ribu responden. Ada pun penyebab dari ketidakbahagiaan adalah keterbatasan mengembangkan karier, jumlah insentif yang kurang, dan gaya manajemen yang kaku.

Temuan lain adalah sebanyak 6 ribu responden merasa pekerjaan yang dilakukan tidak memiliki variasi yang dapat memperkaya pengalaman dalam bekerja. Sebenarnya ada harapan dari mereka untuk berpindah ke pekerjaan yang berbeda, namun tidak terwujud karena kurangnya perhatian dari manajemen.

Kemudian ada 6.200 responden merasakan bonus yang diberikan tidak sepadan dengan prestasi mereka. Berkaitan dengan gaya kepemimpinan, sebanyak 5.500 responden mengaku atasan tidak memberikan delegasi dan kepercayaan pekerjaan kepada mereka.

Hasil survei di atas merupakan respons dari pihak karyawan, namun jika survei ditanyakan kepada perusahaan bisa jadi mereka juga tidak puas dengan kinerja para karyawan khususnya generasi "Y".

Apabila ketidakpuasan datangnya dari karyawan dan pelaku bisnis, maka kinerja organisasi tidak akan sesuai dengan harapan. Lalu dari pihak mana yang berubah terlebih dahulu? Dari karyawan atau manajemen?

Sementara tidak ada perusahaan yang sempurna, masing-masing perusahaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Sebenarnya jika organisasi menginginkan karyawan yang dapat mendukung program-pogaram organisasi maka perusahaan dapat merekrut karyawan dengan kriteria tertentu.

Miliki motivasi bekerja dengan benar (Sumber: Man holding photo created by zinkevych - www.freepik.com)
Miliki motivasi bekerja dengan benar (Sumber: Man holding photo created by zinkevych - www.freepik.com)

Sedangkan karyawan memiliki pilihan terbatas pada perusahaan yang diinginkan. Sebagai solusi dari sisi karyawan sebaiknya memiliki motivasi bekerja dengan benar. Lantas apa yang perlu dilakukan? Berikut ini saya merangkum sidikitnya ada 3 motivasi dalam bekerja.

Pertama, Bekerja karena uang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun