Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ini 5 Langkah Strategic Agility Menjawab Ketidakpastian Bisnis

17 September 2021   14:31 Diperbarui: 19 September 2021   20:14 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Strategic Agility. Sumber: Kompas.com

Berikut ini kita akan belajar sedikit mengenai Strategic Agility

Pengertian Strategic Agility

Strategic agility adalah suatu kemampuan organisasi untuk melihat perubahan di internal dan eksternal perusahaan atau lingkungan bisnis di mana bisnis beroperasi.

Strategic Agility atau kelincahan strategis berbicara mengenai konsistensi bisnis yang kompetitif dengan mengenali pasar dan memanfaatkan peluang yang ada. Namun tetap mengidentifikasi kemungkinan ancaman bisnis dari luar.

Strategic agility menuntut pemimpin bisnis peka mengenali perubahan pasar yang dapat menyebabkan kebaikan atau keburukan bagi organisasi bisnis. Melakukan analisis dan membuat strategi dengan ide-ide yang baru.

Pilihan startegic agility hanya dua yaitu menjadi yang pertama untuk melakukan perubahan dengan cepat atau memilih menjadi pengikut dengan cepat pula. Ke dua pilihan itu dilakukan dalam menciptakan layanan, produk dan penawaran baru kepada pelanggan.

Pemimpin organisasi yang tidak memiliki kompetensi akan lamban dalam bertindak sehingga menyebabkan organisasi lengah dalam mengantisipasi perubahan pasar. 

Akhirnya perusahaan mengalami penurunan penjualan dan keuntungan. Sebaliknya organisasi yang gesit, cepat dan cerdas akan dapat mengikuti perubahan pasar dengan baik.

Case Study Apple Company

Tahun 1997 perusahaan Apple besutan Steve Jobs yang sempat ditinggalkannya hampir mengalami kebangkrutan dan berencana menutup bisnisnya karena mengalami kerugian sebesar USD 1 miliar. Kehadiran kembali Steve Jobs dalam memimpin Apple menghadapi tugas berat.

Jobs kemudian menjalin kerja sama dengan Microsoft yang dikomandoi Bill Gates. Microsoft bersedia berinvestasi USD 150 juta. Dengan dana segar itu membuat Steve Jobs leluasa mengendalikan bisnisnya. 

Ia melakukan gebrakan-gebrakan antara lain memecat 3.000 karyawan dan memberhentikan produksi 70% gadget Apple yang tidak marketable. Langkah tersebut berhasil membawa Apple sukses hingga saat ini.

Steve Jobs dan Bill Gates (sumber foto ist dalam Kompas.com)
Steve Jobs dan Bill Gates (sumber foto ist dalam Kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun