Bukankah kedatangan Habieb Riziq telah diketahui jauh hari sebelumnya, baik kedatangan di bandara Soekarno Hatta, acara di Mega Mendung Bogor dan Petamburan. Aparat keamanan pasti mempunyai informasi akan hal itu.
Komunikasi sebenarnya dapat dilakukan lintas provisi antara DKI Jakarta dan Jawa Barat, antara Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat. Komunikasi secara vertikal dan horizontal  akan menemukan solusi yang baik dalam menangani kasus Habieb Rizieq.
Misalnya melakukan pendekatan kepada Habib agar dapat menyerukan umatnya untuk tidak ada penyambutan yang menimbulkan kerumunan. Demikian juga acara pernikahan dapat ditunda atau tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
Kita berharap perselisihan itu akan berakhir dengan damai, hal ini akan memberikan citra baik bagi keduanya dan bukti kedewasaan sebagai seorang pemimpin masa depan.
Kita tunggu siapa yang berinisiatif untuk bertemu, dan siapa yang mengajak salaman terlebih dahulu, sebagai bentuk damai dan saling memaafkan.
Terus berseteru tidak akan memberikan keuntungan bagi keduanya, kecuali pihak penyerang mempunyai agenda tersembunyi untuk mencari simpati pendukung HRS dalam rangka pesta tahun 2024.
***
Seperti masyarakat ketahui dampak dari kerumunan di Mega Mendung dan Petamburan berbuntut di copotnya Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat.
Tidak sampai di situ Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut dimintai keterangan oleh kepolisian.
Pemanggilan oleh pihak kepolisian terhadap RK itulah yang memicu dirinya menyalahkan pemerintah pusat, dalam hal ini Mahfud MD. RK meminta Mahfud juga turut bertanggung jawab.
RK menduga akibat dari pernyataan Mahfud yang memperbolehkan para pendukung untuk menyambut dengan tertib dan aman, Imam Besar FPI Habib Rizieq di bandara, yang menyebabkan kerumunan.