Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Cara Bagaimana Peran Ayah dalam Mendidik Anak Perempuan

25 Oktober 2020   06:49 Diperbarui: 18 Januari 2021   20:14 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Kat Jayne dari Pexels 

"Ayah, Bunda... aku tidak naik kelas" suatu berita buruk dari anak yang disayanginya kepada orang tuanya. Tetapi bagaimana dengan kabar ini "Ayah, Bunda... aku hamil" langsung orang tua akan syok, seperti petir di siang bolong.

Dua berita buruk dan sangat buruk tersebut, pasti tidak diinginkan oleh Ayah, bahkan disebut pun jangan. Amit-amit ujar Ayah, jangan sampai itu menimpa putriku.

Pertanyaannya bagaimanakah cara seorang Ayah mendidik putrinya menjadi wanita yang kuat dan mandiri? Sementara seorang perempuan berhati lembut dan Ayah yang berkarakter cenderung keras?

Mendidik Sejak Usia Dini

Saya seorang perokok sejak di bangku SMA bermula coba-coba dan berlanjut ketagihan merokok sampai memasuki usia kerja. Namun saya mempunyai komitmen, begitu istri hamil maka saya berhenti dari kebiasaan isap-isap asap itu.

Saya ingin bayi yang ada dalam kandungan bersih tidak tercemar oleh asap rokok. Apalagi kalau sudah lahir, tidak ingin bau bayi yang khas itu dinodai bau mulut saya.

Sewaktu istri hamil saya jaga betul kondisi psikologisnya, saya menghindari pertengkaran. Dan mengenalkan anak dalam kandungan dengan lagu-lagu rohani, agar ada kedamaian.

Mengenal Sesama dan Lingkungan

Begitu lahir apa yang dirasakan anak? Bahwa pertama kali mengenal sesama adalah dari kedua orang tua. Jadi perlakukan anak dengan kasih dan kelembutan.

Ketika ia menyusui sejatinya ia sedang menikmati kasih dari Ibunya. Bagaimana kalau Ibu seorang pemarah maka akan membentuk kepribadian ketika dewasa. Karena merasa tertolak dari manusia yang pertama kali ia kenalnya.

Sentuhan kasih orang tua kepada anak pada usia balita janganlah ditinggalkan, karena dari situ menjadi pengalaman berharga bagi anak. Misalnya menyuapi, memandikan, mengajari anak dan bermain bersama.

Kemudian anak mulai kita kenalkan dunia luar, misalnya berolah raga, berkunjung ke rumah saudara dan rekreasi. Di situ anak akan mengenal lingkungan selain keluarga inti.

Memasuki  Masa Sekolah

Usia sekolah yang memberatkan anak biasanya banyaknya PR (Pekerjaan Rumah), maka sebagai orang tua kita harus menemani saat belajar anak. Memberikan sarana dan prasarana yang cukup untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun