Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kamar Sakral

28 Juli 2020   07:21 Diperbarui: 28 Juli 2020   07:25 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.Capslock07.blogspot.com

Kamar Sakral

***
Sebuah kamar menjadi mula kehidupan.
Ia menjadi saksi bayi menangis,
Ia tahu siapa yang menyusui dan siapa bapaknya.

Sebuah kamar menjadi tempat sakral,
Pasangan suami istri bercinta.
Ia turut larut dalam bahagia.

Sebuah kamar menjadi panas,
Manakala pasangan bertengkar.
Ia-pun diam tak kuasa mendamaikan.

Sebuah kamar menjadi bergairah,
Selagi cahaya menembus jendela,
Membangkitkan semangat insan berkarya.

Sebuah kamar mengerti,
Siapakah yang berdoa dengan sungguh,
Dan tahu sosok yang berdusta.

Akhirnya sebuah kamar akan menangis,
Ketika ada insan menutup mata selamanya.
Ia bersedih telah ditinggal penghuninya.

***

Memperingati Harlah Chairil Anwar, 26 Juli 1922.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun