Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Etika Bisnis dalam Tatanan New Normal

3 Juni 2020   09:06 Diperbarui: 25 Maret 2022   09:19 2481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perusahaan dalam menjalankan organisasi bisnis biasanya berorientasi pada keuntungan karena tanpa keuntungan maka organisasi bisnis tidak akan berjalan dengan baik. Di dalam mencapai keuntungan, organisasi bisnis akan menuruti hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Namun organisasi bisnis tidak berhenti pada pencapaian keuntungan dan tidak melanggar peraturan, tetapi yang tidak kalah penting adalah menjalankan bisnis dengan beretika, menjunjung tinggi nilai-nilai dan moral yang telah ada di masyarakat di mana perusahaan berada. 

Memasuki tatanan New Normal tantangan perusahaan dalam menegakkan etika bisnis akan meningkat, mengingat telah terjadi penambahan peraturan dengan memperhatikan protokol kesehatan. 

Selain itu adanya perubahan perilaku konsumen yang biasanya transaksi secara offline dan sebagian berpindah menjadi online. Perusahaan harus lebih detail menerjemahkan etika bisnis, dengan menyesuaikan protokol kesehatan, sehingga konsumen merasa aman, dihargai dan faktor kesehatan menjadi utama.

Nilai dan etika dalam kata sederhana berarti prinsip atau perilaku yang mengatur transaksi, dalam hal ini transaksi bisnis. Etika ini dimaksudkan untuk menganalisis masalah yang muncul dalam operasi bisnis sehari-hari.

Selain itu, ini juga berlaku untuk individu yang bekerja dalam organisasi, perilaku mereka dan organisasi secara keseluruhan. Kita hidup di era persaingan yang ketat dan ini tercermin dalam kode etik operasi bisnis. Dalam skenario seperti itu, standar tertentu diperlukan untuk mengatur bagaimana organisasi menjalankan operasi bisnisnya, standar ini disebut etika. 

Etika bisnis adalah istilah yang lebih luas yang mencakup banyak sub etika lain yang relevan dengan bidangnya masing-masing. Misalnya ada etika pemasaran untuk pemasaran, etika SDM untuk departemen sumber daya manusia dan sejenisnya. Etika bisnis itu sendiri adalah bagian dari etika terapan, yang menangani pertanyaan etis dalam etika teknis, sosial, hukum, dan bisnis.

Asal-usul Etika Bisnis

Ketika kita menelusuri asal-usul etika bisnis, dimulai dengan perusahaan yang memaksimalkan keuntungan dan dipandang sebagai satu-satunya tujuan keberadaan suatu bisnis. Tidak ada pertimbangan apa pun untuk nilai-nilai non-ekonomi, baik orang-orang yang bekerja dalam organisasi atau masyarakat yang memungkinkan bisnis untuk berkembang.

Hanya pada akhir 1980-an baik kaum intelektual dan akademisi maupun perusahaan mulai menunjukkan minat pada hal yang sama. Saat ini hampir semua organisasi memberikan penekanan pada tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dan alam, lalu mereka menyebutnya dengan nama yang berbeda seperti Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola perusahaan.

Secara global banyak perusahaan telah menyebarkan  filantropis yang telah menyumbang belas kasihan, cinta untuk orang miskin dan tidak terjangkau. Bill Gates dari Microsoft dan Warren Buffet dari Berkshire Hathaway dikenal untuk kontribusi filantropis mereka di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun