Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Wajah Wiraniaga di Era New Normal?

2 Juni 2020   08:07 Diperbarui: 16 Januari 2021   13:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Istockphoto.com

Ada sebagian wiraniaga yang menunjukkan sikap tidak baik pada pelanggan, kurang menghargai pelanggan, tidak adanya sopan santun, mereka biasanya hanya mengejar penjualan dengan mengabaikan sikap yang baik.

3. Aggressive

Bisa jadi wiraniaga terlalu di pressure atau ditekan oleh atasannya dan tidak bisa menerjemahkan instruksi atasan, sehingga ketika di lapangan mereka terlalu agresif dan cenderung memaksa pelanggan untuk membeli produk.

4. Forget customers

Hal ini juga sering dikeluhkan oleh pelanggan, kalau sedang tahap presentasi produk, tenaga penjualan sangat aktif berkomunikasi dengan konsumen, tetapi setelah transaksi terjadi dan barang dikirim, maka wiraniaga susah untuk dihubungi.

Be a Good Salespeople

Pada era kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini wiraniaga harus menyesuaikan perubahan yang terjadi, apalagi banyak pelanggan yang mempunyai latar pendidikan yang tinggi. Wiraniaga sebaiknya meng-upgrade pengetahuan dan keahlian, tidak hanya sekedar pandai berbicara. Berikut ini beberapa kualifikasi menjadi wiraniaga yang baik :

1. Change the paradigm

Profesi sebagai wiraniaga bagi sebagian orang merupakan pilihan terakhir, setelah tidak mampu bersaing di bidang yang lain, sehingga menyebabkan citra diri yang buruk dan tidak ada percaya diri. 

Dia melihat dengan paradigma yang keliru, yang lebih mementingkan dirinya daripada pelanggan. Paradigma ini harus diubah bahwa tenaga penjualan sifatnya membantu konsumen untuk mendapatkan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

2. As a customer partner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun