Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membandingkan 3 Portofolio Investasi: Saham, Dollar, dan Properti

13 April 2020   12:33 Diperbarui: 14 Januari 2021   13:28 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image DS-Max Properties

Tetapi himbauan pemerintah untuk tidak menyimpan dollar sebagai bentuk nasionalisme terhadap rupiah patut diindahkan. Penguatan dolar atau pelemahan rupiah memang sulit dihindari selama ekspor tidak digenjot, tahun 2019 saja ekspor hanya 14.1 Milyar (USD), dan impor 14.26 (USD).

Kalau rupiah melemah beban utang juga menjadi berat, dan harus ada koreksi RAPBN. Apalagi kalau terjadi kegaduhan politik, pelanggaran HAM & demo buruh sehingga investor asing membatalkan investasinya dan memindahkan ke negara lain yang lebih aman, rupiah akan semakin melemah.

Properti

Pilihan investasi properti cukup beragam bisa rumah, apartemen, tanah, ruko, kios & hotel, yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Harga properti akan naik terus karena supply terbatas sedangkan demand akan terus bertambah, setelah menikah mereka akan memikirkan untuk membeli rumah/apartemen.

Walaupun untuk sementara waktu bisa tinggal di rumah mertua/orang tua ataupun dengan jalan menyewa hunian. Tetapi pertanyaannya seberapa lama mereka akan bertahan dengan pilihan itu.

Menunda pembelian rumah bukan keputusan yang bijak karena harga rumah akan terus naik melebihi kenaikan penghasilan. Jadi ketika sudah mampu membayar uang muka ataupun cicilan KPR sebaiknya putuskan untuk membeli rumah.

Bagi yang sudah mempunyai hunian dan dana lebih, properti menjadi portofolio investasi yang tepat, selain mendapatkan return dari kenaikan harga, properti juga bisa disewakan untuk mengurangi beban cicilan.

Berikut ini ilustrasi perbandingan portofolio investasi antara Saham, Dolar dan Properti

dokpri kris banarto
dokpri kris banarto
  • Sebagai sampel saham unggulan (blue chip) PT. Asra Internasiona, Tbk (ASII), dan saham Bank BCA (BBCA).
  • Dalam 5 tahun 2015 sd 2020, Saham BCA naik 86%, Saham Astra turun 50%, jadi saham blue chip tidak menjamin akan naik terus.
  • Sedangkan Dollar menguat  26%

dokpri kris banarto
dokpri kris banarto
  • Apabila tahun 2015 mempunyai dana sebesar 600 juta, dan masing-masing diinvestasikan maka akan memperoleh :
  • Saham Astra 73.620 Lembar (1 lembar = Rp.8.150,-) atau
  • Saham BCA 39.867 Lembar ( 1 lembar = Rp.5.050,-) atau
  • Sebesar 46.456 US Dolar ( 1 USD = Rp.12.915,-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun