3. Krisis ini juga mengajarkan bagaimana peran uang menjadi berkurang, tetapi kesehatan adalah nomor satu, selama ini bayak orang mengejar uang, tetapi saat ini akan mengalihkan pandangan ke Tuhan. Semakin mendekatkan diri pada Tuhan, karena dunia sudah tidak aman, dan aman ketika kita dalam lindungan-Nya.
4. Kesempatan untuk me-recharge otak kita, memikirkan ide dan strategi apa baik sebagai karyawan maupun pengusaha yang memikirkan bisnisnya tetap eksis.
5. Kita juga terus melakukan instropeksi ada maksud apa dalam peristiwa ini, kita menjadi sabar dan terus mencari tahu apa rencana Tuhan dalam hidup kita, bukankah Tuhan selalu memberikan kebaikan bagi kita?
6. Hikmah yang lain belajar dari semut, mengumpulkan makanan pada musim kemarau untuk persediaan di musim hujan, kondisi krisis menjadi tenang kalau kita mempunyai persediaan uang dan makanan.
7. Kita tidak bisa hanya menerima kebaikan saja tanpa menerima keburukan, bisa jadi bisnis menjadi sepi, penjualan turun atau bahkan gaji dipotong, semua itu harus kita terima, sebagai sebuah konsekuensi logis sebagai karyawan atau pengusaha.
8. COVID-19 memunculkan budaya baru untuk menjaga pola hidup sehat yaitu dengan istirahat cukup, makan bergizi, olahraga baik outdoor maupun indoor, minum vitamin, memakai masker, bersin & batuk ditutup dan mencuci tangan.
9. Dampak dari himbauan pemerintah untuk beraktivitas di rumah menjadikan langit Jakarta dan juga kota-kota metropolitan lainnya menjadi bersih dan tidak ada kemacetan, anugerah yang besar yang biasanya bisa kita temui saat lebaran, karena banyak warga yang mudik.
10. Menurunnya jumlah pemakaian listrik, karena banyak perusahaan dan pabrik yang menghentikan operasinya, hal ini akan menambah stok pasokan listrik di Indonesia.
11. Menurunnya jumlah angka kecelakaan khususnya di kota-kota besar, walaupun tentunya korban akibat COVID-19 meningkat.