Pengalaman di tahun 2008 saat tes menjadi guru sekolah swasta, awalnya saya sempat gugup saat mengikuti sesi FGD berbahasa Inggris. Rasanya canggung menyusun kalimat, apalagi di depan peserta lain yang tampak percaya diri. Tapi lima menit berlalu, dan saya mulai menemukan ritme. Saya ikut mengarahkan diskusi, menyambungkan ide, dan ternyata... saya dinilai aktif, komunikatif, dan mampu bekerja sama.
Dari situ saya sadar-ada banyak hal tentang diri kita yang tak akan pernah terlihat dari nilai tes tulis atau isi CV. Fokus Group Discussion (FGD) menjadi ruang penting bagi HR untuk melihat soft skill yang sebenarnya: mulai dari cara berkomunikasi, berpikir kritis, hingga kepemimpinan dalam situasi nyata. Ternyata hal ini relate sampai saat ini.
Baca juga: High Demand, Low Pay: Saat HRD Ditikung Ambisi Efisiensi
Apa Itu FGD dan Mengapa Penting dalam Rekrutmen
Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu tahapan rekrutmen yang melibatkan sekelompok kandidat untuk berdiskusi dan memecahkan suatu studi kasus dalam waktu terbatas. HR biasanya menggunakan FGD untuk melihat bagaimana calon karyawan bersikap dan berpikir saat bekerja dalam tim, di luar tekanan tes individu.
FGD bukan sekadar menilai siapa yang paling banyak bicara. Justru yang diam tapi tajam dalam menyampaikan ide juga punya poin plus. Yang paling diperhatikan adalah kemampuan berkolaborasi, mendengarkan, menyampaikan gagasan secara jelas, serta bersikap terbuka terhadap perbedaan pendapat. Inilah yang membuat FGD menjadi alat penting untuk melihat sisi kandidat yang tidak bisa muncul lewat tes akademis atau CV.
Dalam rekrutmen modern, perusahaan tidak hanya mencari yang pintar secara teknis, tapi juga yang bisa bekerja dalam tim, punya inisiatif, dan mampu menghadapi dinamika pekerjaan nyata. Soft skill seperti ini hanya bisa tampak saat kandidat berinteraksi langsung---dan FGD adalah panggung yang tepat.
Soft Skill yang Sering Terlihat di Sesi FGD
Berbeda dari tes tulis yang cenderung individual dan terukur, FGD mengangkat aspek-aspek non-akademis yang justru sangat dibutuhkan di dunia kerja. Selama sesi diskusi berlangsung, berbagai soft skill akan muncul secara alami, bahkan tanpa sadar diperlihatkan oleh peserta.
Beberapa soft skill yang paling sering terlihat dalam FGD antara lain:
- Kemampuan komunikasi. Bagaimana peserta menyampaikan pendapat dengan jelas, logis, dan tidak mendominasi. Juga termasuk kemampuan menyederhanakan ide rumit agar mudah dipahami kelompok.
- Leadership. Tidak harus menjadi pemimpin formal, tetapi terlihat dari cara seseorang mengarahkan pembicaraan, membagi peran, atau mendorong peserta lain untuk aktif.
- Kerja sama tim. Apakah peserta bisa menerima masukan, mendengarkan orang lain, dan membangun ide bersama daripada bersikeras pada opini sendiri.
- Kemampuan berpikir kritis dan problem solving. Mampu mengurai masalah secara sistematis dan menyumbangkan solusi yang relevan, bukan asal bicara.
- Manajemen emosi. Terlihat dari bagaimana peserta tetap tenang saat berbeda pendapat atau saat tekanan waktu mulai terasa.
Soft skill ini sulit diukur dengan angka, tapi bisa sangat menentukan performa seseorang di dunia kerja. Bahkan, dalam banyak kasus, kandidat yang memiliki kombinasi soft skill kuat lebih disukai daripada mereka yang hanya unggul secara akademik.
Berbagi Tips Menghadapi FGD Berdasarkan Pengalaman
Menghadapi FGD bisa terasa menegangkan, apalagi jika dilakukan dalam bahasa Inggris atau dalam kelompok yang penuh peserta dominan. Tapi dari pengalaman pribadi, ada beberapa hal yang bisa membantu kita tampil maksimal.