Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Musim Bediding Datang Saat Libur Sekolah? Ini Penjelasan Sainsnya

21 Juni 2025   10:22 Diperbarui: 22 Juni 2025   07:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena bediding | Sumber: unsplash via kompas.com

Pagi-pagi, kabut turun menyelimuti halaman. Udara terasa menggigit kulit, bahkan sebelum sempat cuci muka. Selimut jadi sahabat paling setia, dan godaan untuk tidak mandi makin besar. Inilah musim bediding-saat udara dingin merayap diam-diam ke sela-sela libur sekolah.

Seakan jadi langganan tahunan, setiap kali kalender menunjuk pertengahan tahun dan sekolah libur, udara mendadak lebih dingin dari biasanya. Tidak hanya di pegunungan, tapi juga terasa di dataran rendah.

Tapi, kok bisa ya? Apakah ini hanya kebetulan atau memang ada penjelasan ilmiahnya? Mengapa musim bediding datang justru saat anak-anak sedang libur panjang? Yuk, kita bahas dari sisi sains dan cuaca tropis Indonesia.

Apa Itu Musim Bediding?

Bediding merupakan istilah lokal yang merujuk pada kondisi udara sangat dingin, khususnya di pagi dan malam hari, yang kerap terjadi di dataran tinggi. Meski bukan istilah ilmiah resmi, bediding mencerminkan realitas mikroklimat di sejumlah wilayah Indonesia.

Menurut BMKG, fenomena udara dingin di dataran tinggi ini biasa terjadi saat musim kemarau, terutama pada bulan Juni hingga Agustus. Hal ini karena minimnya awan di langit membuat suhu permukaan bumi menurun secara signifikan pada malam hari (BMKG, 2023).

Mengapa Terjadi Saat Libur Sekolah? Ini Penjelasan Sainsnya

Libur sekolah pertengahan tahun di Indonesia biasanya bertepatan dengan puncak musim kemarau. Pada musim ini, cuaca cenderung cerah, kelembapan rendah, dan jumlah awan sedikit. Hal ini menyebabkan radiasi panas dari bumi pada malam hari tidak tertahan awan, sehingga suhu permukaan bumi turun drastis.

BMKG menjelaskan bahwa saat musim kemarau, suhu minimum bisa menurun tajam terutama di daerah pegunungan. Di beberapa daerah seperti Dieng dan Lembang, suhu bahkan dapat mencapai 6-10C di pagi hari (Kompas, 2023).

Dalam laporan LIPI (kini BRIN), dijelaskan bahwa efek pendinginan maksimum terjadi di daerah tropis saat langit cerah dan angin lemah, yang umum terjadi saat puncak musim kemarau. Inilah sebabnya bediding terasa sangat kuat saat liburan sekolah pertengahan tahun.

Faktor Geografis: Mengapa Daerah Pegunungan Lebih Terasa?

Kawasan dataran tinggi memiliki tekanan udara yang lebih rendah, yang membuat udara di sekitarnya lebih cepat mendingin. Karena itulah, tempat-tempat seperti Dieng (Jawa Tengah), Batu (Malang), dan Ruteng (Flores) kerap mengalami suhu rendah ekstrem.

Pada musim kemarau, daerah ini bisa mengalami suhu di bawah 10C, bahkan menyebabkan munculnya embun upas, yakni embun yang membeku dan menyerupai salju. Fenomena ini tercatat hampir setiap tahun dan bisa memengaruhi sektor pertanian karena tanaman jadi layu akibat beku (Kompas, 2021).

Apa Dampaknya Bagi Kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun