Saat Bisnis Bukan Jalan Semua Orang
Begitu kata "pensiun" disebut, banyak orang langsung membayangkan seseorang yang sibuk di rumah memelihara usaha: jualan makanan, buka toko kelontong, ternak lele, atau bisnis online yang katanya bisa dikerjakan dari mana saja. Seolah-olah, satu-satunya jalan untuk tetap "bernilai" setelah pensiun adalah jadi pengusaha.
Padahal faktanya, nggak semua orang punya bakat dagang. Ada yang alergi ngitung-ngitung stok, bingung mikirin strategi pemasaran, atau memang tidak tertarik dengan dunia bisnis sejak awal. Dan itu bukan kesalahan. Nggak semua orang harus jadi juragan untuk bisa hidup produktif dan bermakna.
Terus gimana dong? Kalau nggak bisa dagang, terus harus ngapain di masa pensiun? Apakah hidup kita akan jadi sia-sia tanpa gelar "entrepreneur sukses" di belakang nama?
Tenang. Dunia ini luas, dan peluang itu nggak cuma datang dari jualan. Yuk, kita bahas bersama bahwa masa pensiun tetap bisa produktif (dan menghasilkan) tanpa harus buka usaha!
Kenali Dulu: Apa yang Bisa Kamu Tawarkan?
Sebelum buru-buru mencari "apa yang bisa dikerjakan setelah pensiun", ada baiknya duduk sejenak dan mengenali apa yang sebenarnya sudah kita miliki. Karena percaya atau tidak, selama puluhan tahun bekerja, kita pasti sudah mengumpulkan banyak hal --- bukan hanya gaji bulanan.
Coba tanya diri sendiri:
Apa saja keahlian yang sudah dikuasai selama bekerja?
Mungkin kamu jago presentasi, mengelola tim, merancang program, atau sekadar tahu cara menyusun laporan yang rapi dan mudah dipahami.
Apa hobi yang selama ini tertunda karena sibuk kerja?
Bisa jadi kamu senang menulis, bercocok tanam, menjahit, atau suka bercerita. Hobi itu, kalau digarap serius, bisa jadi sumber penghasilan atau minimal, sumber kebahagiaan.
Siapa saja orang-orang yang pernah bekerja sama denganmu dan masih menjaga relasi baik?
Jejaring adalah aset. Teman kerja, mitra proyek, rekan komunitas---semua itu bisa membuka jalan bagi peluang baru yang tidak melibatkan jualan barang.