"Bayar nanti, punya sekarang."
Kalimat ini terdengar seperti sihir di telinga anak muda zaman sekarang. Lagi tanggal tua tapi ada flash sale? Tenang, ada paylater. Liat temen baru beli gadget kekinian? Langsung cicil juga, toh bayarnya bulan depan. Siapa sih yang nggak tergoda dengan kemudahan semacam ini?
Di tengah gaya hidup serba instan dan dorongan untuk selalu tampil update di media sosial, layanan paylater jadi dewa penyelamat yang digemari banyak anak muda. Survei Bank Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa penggunaan paylater meningkat drastis di kalangan milenial dan Gen Z, terutama untuk belanja online, transportasi, hingga gaya hidup harian.
Tapi...
Pernah nggak sih, kamu atau temanmu panik karena tagihan paylater tiba-tiba membengkak? Atau merasa gaji cuma numpang lewat karena harus bayar cicilan dari bulan lalu? Nah, pertanyaannya sekarang: sudah tahu cara mainnya biar nggak terjebak utang?
Apa Itu Paylater?
Secara sederhana, paylater adalah layanan keuangan yang memungkinkan kamu untuk membeli sekarang dan membayar nanti, biasanya dalam bentuk cicilan per bulan. Fitur ini banyak ditawarkan oleh aplikasi e-commerce, dompet digital, hingga platform transportasi online.
Lalu, apa bedanya dengan kartu kredit atau pinjaman online?
- Kartu kredit biasanya dikeluarkan oleh bank dan punya proses pengajuan yang lebih ketat, termasuk cek BI checking dan penghasilan tetap.
- Pinjaman online umumnya berbentuk dana tunai yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, dengan bunga dan tenor tertentu.
- Sedangkan paylater langsung terhubung ke aplikasi tempat kamu belanja, dengan proses yang lebih cepat, praktis, dan tanpa jaminan.
Karena kemudahannya, paylater jadi andalan buat banyak orang yang ingin transaksi tanpa ribet. Aktivasi bisa dilakukan dalam hitungan menit, dan belanja pun bisa langsung lanjut ke checkout.
Tapi hati-hati, di balik kemudahan itu ada risiko yang nggak bisa dianggap sepele:
- Bunga dan biaya layanan yang bisa tinggi kalau tidak dibayar tepat waktu.
- Denda keterlambatan yang menumpuk dan bikin tagihan membengkak.
- Dampak psikologis seperti stres saat ditagih atau merasa tertekan secara finansial.
- Bahkan bisa mengganggu kesehatan keuangan jangka panjang, terutama jika digunakan untuk gaya hidup konsumtif.
Jadi, walaupun terlihat bersahabat, paylater bukan alat ajaib tanpa konsekuensi. Sama seperti alat keuangan lainnya, kamu perlu tahu cara mainnya supaya nggak terjebak di dalamnya.
Fenomena: Anak Muda & Jerat Gaya Hidup
Di era serba digital, gaya hidup bukan cuma soal kebutuhan, tapi juga soal eksistensi. Banyak anak muda merasa harus selalu tampil up to date---pakai outfit terbaru, nongkrong di tempat hits, atau punya gadget keluaran terbaru. Sayangnya, semua itu nggak selalu sejalan dengan kemampuan dompet.