Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Lebih Galak dari Mama? Ini Fenomena Tante yang Jadi "Satpam Keluarga"

9 Februari 2025   20:21 Diperbarui: 11 Februari 2025   12:24 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tante yang sedang marah. (Sumber: benzoix/Freepik via kompas.com)

Dalam sebuah keluarga besar, peran tante sering kali lebih dari sekadar saudara kandung orang tua. Seperti yang saya alami sendiri, menjadi tante bagi 12 keponakan bukan hanya tentang memberi hadiah atau bermain bersama, tetapi juga menghadapi tantangan dalam mendisiplinkan mereka. 

Lucunya, saya sering kali lebih galak dibanding ibu kandung mereka sendiri. Entah karena naluri untuk menjaga atau karena melihat kebutuhan akan aturan yang lebih tegas, saya sering menjadi "satpam keluarga" yang memastikan keponakan tetap dalam batas yang wajar.

Fenomena tante yang berperan sebagai penegak disiplin bukanlah hal baru. Dalam banyak keluarga, orang tua---terutama ibu---cenderung lebih lembut karena ikatan emosional yang lebih dalam. 

Sementara itu, tante, yang punya jarak sedikit lebih longgar secara emosional, justru bisa lebih objektif dalam menegakkan aturan. Tak jarang, keponakan yang susah diatur oleh orang tuanya malah lebih patuh kepada tante yang tegas.

Fenomena ini relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modern di mana pola asuh semakin fleksibel dan keluarga besar tetap menjadi support system yang penting. 

Tante yang disiplin bisa menjadi penyeimbang antara kasih sayang dan ketegasan, membantu membentuk karakter keponakan agar lebih bertanggung jawab. Meskipun sering dianggap galak, peran tante dalam membimbing dan mendidik keponakan tak jarang menjadi kenangan berharga di kemudian hari.

Tante: Figur Kedua Setelah Orang Tua

Dalam sebuah keluarga besar, tante sering kali mengambil peran lebih dari sekadar saudara orang tua. Saya sendiri merasakan bagaimana menjadi tante bagi 12 keponakan bukan hanya tentang memberi kasih sayang, tetapi juga berperan sebagai pengasuh, pendidik, bahkan pelindung. 

Saat orang tua mereka sibuk bekerja atau menghadapi tantangan dalam mengasuh anak, saya sering kali menjadi orang yang turun tangan untuk mengawasi, mengingatkan, atau bahkan menegur jika ada perilaku yang kurang tepat.

Kedekatan antara tante dan keponakan pun bisa berkembang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Dengan interaksi yang sering, tante bisa menjadi tempat curhat yang lebih netral dibanding orang tua. 

Keponakan yang segan atau sungkan bercerita kepada ayah atau ibunya terkadang lebih nyaman berbagi dengan tante, karena merasa ada keseimbangan antara kedekatan dan otoritas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun