Mohon tunggu...
Dwi Kristiasih
Dwi Kristiasih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

FK UPH Menjadi Tuan Rumah Seminar Nasional Uji Kompetensi Pendidikan Dokter

3 September 2016   16:33 Diperbarui: 3 September 2016   16:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sabtu, 03 September 2016, seminar nasional Uji Kompetensi Pendidikan Dokter dihadiri pakar pendidikan kedokteran Indonesia serta beberapa dekan Fakultas Kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia. Seminar ini merupakan salah satu program dari Perhimpunan Pengkaji Ilmu Pendidikan Kedokteran Indonesia (PERPIPKI), yang diketuai oleh Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D., Sp.PD-KGEH.

Beberapa pakar kedokteran Indonesia pun turut hadir dalam seminar kali ini, di antaranya dr. Nani Cahyani Sudarsono, SpKO selaku ketua dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (PN-UKMPPD), dr. H. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD mewakili Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, serta Prof.dr. Mpu Kanoko, Ph.D yang merupakan mantan ketua PERPIPKI periode 2008-2015.

Seminar kali ini dibuka oleh Rektor UPH, Bapak Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc.Dalam sambutannya kali ini, beliau menyatakan perhatian luar biasa yang diberikan rektorat terhadap Fakultas Kedokteran UPH. Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menyampaikan kabar gembira mengenai Klinik Siloam di Daboto yang sudah mulai beroperasi.

Tujuan utama dari seminar PERPIPKI kali ini ini adalah untuk meningkatkan kompetensi seluruh pihak yang terlibat dalam mempersiapkan calon-calon dokter Indonesia, mulai dari staf pengajar hingga institusi pendidikan kedokteran sendiri. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kesiapan dokter Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“UKMPPD diadakan sejak tahun 2007. Uji kompetensi ini merupakan syarat kelulusan mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia, agar dapat menjamin kualitas mereka dalam melayani masyarakat”, Prof. Marcellus menuturkan.

Prof. Marcellus menjelaskan bahwa hasil kelulusan uji kompetensi dokter Indonesia belum mencapai 100%. “Beberapa universitas memang sudah menunjukkan angka kelulusan yang tergolong baik, seperti data FKUI yang berkisar antara 80-90%, dan FK UPH dengan kisaran 90%”.

Meskipun demikian, masih banyak aspek yang perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan kedokteran di Indonesia. Beberapa usaha yang sudah dilakukan, di antaranya dengan mengubah metode pembelajaran yang semula menggunakan sistem teacher-centered,menjadi student-centered. Di mana seluruh mahasiswa bertanggungjawab atas pembelajaran mereka secara pribadi, dan keaktifan mahasiswa oun menjadi kunci bagi kesuksesan metode ini.

Di sisi lain, pemerataan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia masih menjadi hal yang juga dipertimbangkan oleh PN-UKMPPD. “Uji kompetensi yang diselenggarakan di daerah memiliki standar yang sama dengan di kota-kota besar. Setiap mahasiswa kedokteran menerima 80% muatan nasional, dan 20% muatan lokal dalam pembelajaran mereka. Maka UKMPPD berfokus kepada muatan nasional tersebut”, dr. Nani memaparkan.

Menanggapi pemerataan kualitas tersebut, dr. Aulia pun angkat bicara. “Pemerataan mutu pendidikan kedokteran memang masih perlu ditingkatkan. Hasil lulusan dari daerah sangat diharapkan memiliki kualitas yang sama dengan mahasiswa kedokteran di kota-kota besar.”

Seminar ini berjalan dengan begitu baik dan kondusif. Hal ini dapat terlihat dari antusiasme para peserta dalam mengemukakan pendapat maupun mengajukan pertanyaan. Dalam seminar ini juga terdapat banyak sesi diskusi dan tanya jawab, sehingga memberi ruang leluasa bagi para peserta untuk berinteraksi dengan para narasumber.

Salah satu peserta yang mewakili Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Lampung, Bapak dr. Ibnu menyatakan kesannya atas seminar ini. “Menurut saya seminar ini bagus, karena tenaga pendidik dari berbagai Fakultas Kedokteran di Indonesia dapat berkumpul dan berdiskusi bersama. Saya terkesan bahwa ternyata kami menghadapi kendala-kendala yang sama, sehingga dengan berkumpul seperti ini kami dapat mencari solusinya bersama”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun