Mohon tunggu...
Sri Kristiyani
Sri Kristiyani Mohon Tunggu... Guru - Menulis itu perlu ide dan ide itu perlu dicari dan direnungkan

Panggilan menjadi seorang guru bukannya semakin mudah, tetapi kita akan mampu melewatinya jika kita menggunakan hati kita untuk menjalani panggilan tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kemampuan Kognitif

21 September 2021   15:45 Diperbarui: 21 September 2021   15:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jean Piaget, salah satu tokoh cognitivisme, mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Hal itu berarti semakin bertambahnya usia seseorang, semakin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Oleh karena itu, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi 4, salah satunya adalah tahap operasional formal yang dialami usia >12 tahun. Pada tahapan tersebut, anak sudah mampu berpikir abstrak dan bernalar tentang masalah hipotesis, mulai menggunakan logika deduktif, kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis, serta mampu melihat berbagai solusi potensial dan berpikir lebih ilmiah tentang dunia di sekitar mereka.

Kemampuan kognitif dalam tahapan operasional formal akan saya refleksikan dengan teks tanggapan yang merupakan materi Bahasa Indonesia kelas 9. Saya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik dapat mengungkapkan kritik, sanggahan, dan pujian dalam bentuk teks tanggapan. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat terbuka untuk diselesaikan oleh peserta didik sehingga mereka bisa memiliki keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan untuk belajar mandiri, serta bisa membangun atau memperoleh pengetahuan baru.

Topik yang akan dibahas dalam teks tanggapan ini adalah Penanganan Kasus Covid 19 dan ini merupakan permasalahan yang nyata karena peserta didik pun terkena dampaknya sehingga mereka harus menjalani pembelajaran daring yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan Covid 19 di Indonesia. Mereka perlu mengidentifikasi apa yang sudah mereka ketahui dan apa yang harus mereka ketahui tentang penanganan kasus Covid 19 di Indonesia serta apa yang harus mereka lakukan untuk turut menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu, peserta didik harus mengumpulkan data, fakta, dan prosedur dari kasus Covid 19 dan penanganannya di Indonesia dari web, baik berita maupun artikel. Informasi tersebut berupa awal virus corona masuk ke Indonesia, penyebaran, lonjakan kasus, dampak yang ditimbulkan, kebijakan pemerintah untuk menangani pandemi, serta peran serta lembaga dan masyarakat dalam mendukung kebijakan pemerintah. Pada langkah pertama ini, kemampuan kognitif anak dalam berpikir deduktif bisa terlihat saat mereka benar-benar bisa menemukan informasi dari topik umum, yaitu penanganan kasus Covid 19 dengan mencari hal-hal yang bersifat khusus dari topik tersebut.  

Langkah kedua setelah peserta didik berhasil mengumpulkan data, saya membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi setiap data yang sudah terkumpul serta menyusunnya ke dalam paragraf yang lengkap unsur ADiKSiMBa-nya (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana), lalu menyusun paragraf-paragraf tersebut dalam teks berdasarkan strukturnya. Pada langkah ini, kemampuan kognitif peserta didik, yaitu menarik kesimpulan dari sebuah data diuji.

Langkah ketiga yang harus dilakukan peserta didik adalah memberikan tanggapan, baik beruap kritik, sanggahan, atau pujian  terhadap data yang sudah diidentifikasi dalam paragraf demi paragraf. Tahapan ini menguji kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Mereka mengetahui kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menangani pandemi Covid 19 serta yang dilakukan oleh lembaga serta masyarakat Indonesia dalam mendukung kebijakan pemerintah. Mereka bisa menilai apa yang sudah dilakukan pemerintah, lembaga, dan masyarakat Indonesia dalam menyelesaikan masalah Covid 19.

Langkah terakhir dilakukan adalah membuat penegasan ulang untuk menutup teks tanggapan yang dibuat. Langkah ini menguji kognitif anak dalam berpikir ilmiah, apakah setiap kebijakan dan tindakan yang dilakukan pemerintah serta masyarakat Indonesia bisa efektif untuk menangani kasus pandemi. Lalu, mereka refleksi diri dengan apa yang mereka lakukan dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menangani pandemi Covid 19.

Dari hasil pembelajaran ini, saya melihat bahwa setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda meski mereka sama secara usia. Oleh karena, peran guru dalam perkembangan kognitif anak dibutuhkan, yaitu selalu memfasilitasi kebutuhan anak dengan bimbingan dan pendampingan intensif agar kemampuan kognitif mereka terus berkembang sesuai dengan usianya. Tentu saja, hal ini tidak mudah, tetapi tetap harus diusahakan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun