Dalam beberapa tahun belakangan, Kota Bandung selalu menjadi langganan banjir. Terakhir, Pemerintah Kota Bandung menetapkan status tanggap darurat bencana pascabanjir yang terjadi di kawasan Cicaheum kemarin.
Penetapan status tanggap darurat itu disampaikan langsung oleh Penjabat wali Kota Bandung, Muhammad Solihin pada Rabu (21/3).
Solihin mengatakan penetapan status tanggap darurat akan berlaku hingga kondisi di dua kecamatan yang terdampak banjir bandang di Cicaheum yakni Kecamatan Mandalajati dan Kecamatan Kiaracondong pulih sepenuhnya.
Anehnya, menurut Solihin, banjir bandang di Cicaheum itu terjadi di luar prediksinya. Saat hujan deras melanda kawasan Bandung Raya kemarin, pihaknya fokus melakukan penanganan banjir di kawasan Gedebage.
Maraknya bencana banjir di Kota Bandung menjadi pertanyaan publik bagi kinerja Walikota Bandung, Ridwan Kamil, selama ini. Meski terlihat sebagai arsitektur wilayah, ternyata di dalam praktiknya RK (sapaan akrab Ridwan Kamil) tidak memikiki kemampuan yang baik dalam memetakan masalah.
Tak bisa disangkal bahwa faktanya RK tidak memiliki penguasaan medan yang mumpuni sehingga luput dalam memprediksi banjir bandang ini. Ia gagal dalam mengelola banjir di kotanya sendiri.
Bisa dikatakan apa yang yang dilakukan RK di Kota Bandung ini hanya merupakan "politik mercusuar". Ia memancang pencitraan yang tinggi, seakan ahli dalam tata kota, namun faktanya banyak permasalahan utama yang tak tertangani.
Bila untuk setingkat kota saja masih banyak bolongnya, tentu kita ragu dengan kapasitas RK dalam mengelola Jawa Barat nantinya. Mengingat RK saat ini maju dalam kontestasi pemilihan gubernur di wilayab tersebut.
Pertanyaannya jelas bagaimana dia bisa mengelola tanggung jawab yang lebih besar bila menangani masalah di tingkat kota saja masih gagal? Itulah fakta yang harus kita pertimbangkan.
Mari jadi pemilih yang cerdas dan rasional. Jangan gelap mata hanya karena pencitraan belaka. Pengalaman telah membuktikannya.