Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-121: India Selayang Pandang

22 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:50 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi, everyone, apa kabar?

Masih sehat dan bahagia, bukan.

Sabtu lalu mimin sudah mengundang kalian untuk mendengarkan cerita mbak Lina Berlina, desainer lurik di Berlin, Jerman yang baru saja datang dari Maroko, Afrika Utara.

Kedatangannya ke sana karena iming-iming kedua putrinya yang sudah tahu betul tempat wisata di negara Islam itu. Ternyata di sana nggak seketat yang orang bayangkan. Maroko sangat terbuka terhadap dunia luar. Apalagi, visa ke sana ternyata bebas. Jadi nggak ribet dong, terbang ke sana. 

Mirip kegirangan kita saat berangkat ke negara ASEAN atau Turki, Qatar dan sejenisnya. Tinggal beli tiket, ngepak koper/ransel, udah berangkatttt. Kalau mikirin visa, belum berangkat memang sudah pusing Barbie dulu. 

Obrolan tentang alternatif wisata luar negeri seperti Maroko ini pastinya memberikan alternatif keren bagi kita yang suka jalan-jalan. Intinya, nabung dulu!

Diceritakan oleh mbak Lina bahwa bea yang ia keluarkan dari Berlin adalah 760 euro atau sekitar kurang dari 10 juta rupiah. Harga tiket 290 euro ia beli satu minggu sebelum keberangkatan (konon kalau lebih awal lebih murah). Paket tur tiga hari di Sahara adalah 130 euro. 

Dengan fasilitas menginap di tenda yang kuat dan kamar mandi yang nyaman dan bersih.  Uang saku 350 euro atau 5 juta yang ia siapkan ternyata cukup untuk seminggu perjalanan (di Marakesh 2 hari dan 3 hari di Sahara). Bahkan ada sedikit uang yang ia sedekahkan kepada anak-anak Maroko. 

Untuk acara jalan-jalan di kota, ia memilih jalan kaki karena selain santai, bisa melihat semua detil yang dilewati. Sebenarnya dengan taksi tidak juga mahal. Karena ada taksi salome yang walaupun sudah dinaiki penumpang, masih boleh kita setop untuk ikut serta. Beanya sekitar 26 euro atau tergantung jauh dekatnya. 

Ditanya tentang rekomendasi tempat wisata apa saja yang sebaiknya kita datangi, mbak Lina yang murah senyum ini menyebut nama Yves St. Laurent, desainer dunia yang kondang dan memiliki kenangan di Maroko semasa hidupnya. Selain itu, ada istana Bahiya, masjid besar Tobia, taman-taman yang tersebar di kota dan Medina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun