Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-115: Melihat Indonesia dari Hati

7 November 2022   07:00 Diperbarui: 7 November 2022   21:19 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngobrol bareng Latifah (dok.Koteka/Canva)

Hadiah itu tidak disangkanya, ia merasa bukan siapa-siapa, dan senang berada satu panggung dengan Kompasianer seperti Dr. Posma, Mbah Ukik dan Giri Lukmanto serta Kang Pepih Nugraha yang waktu itu juga mendapatkan anugerah. 

Lain lagi dengan mbak Riap Windu dari Jakarta merasa beruntung. Untuk menuju lokasi, tidak sejauh teman-teman lainnya yang datang dari pulau lain selain pulau Jawa. Hanya saja ada beberapa tempat yang sulit ia jangkau  tapi tak mematahkan semangatnya. Menurutnya tahun 2015 sangat istimewa karena ada booth komunitas yang hidup di dalam Kompasiana. 

Di sana, ia bisa tahu banyak tentang kegiatan masing-masing dan tentu, berkenalan dengan personil di belakang layar selama ini. Sayang sekali, menurutnya di Kompasianival berikutnya kurang diangkat. Namun ia yakin itu bisa digantikan dengan ICD yang mengusung komunitas. Contohnya di Yogyakarta dan di Malang. Selama mengikuti Kompasianival bertahun-tahun ia  koleksi banyak hadiah, itulah karenanya dibagikanlah thumbler dan teman-temannya itu kepada siapa saja yang ia ingin bagi. 

Seru sekali talkshow kali itu, hampir 2 jam berjalan. Sebabnya, banyak Kompasianer yang jarang bahkan belum pernah hadir, tertarik untuk ikut hadir. Contohnya Kong Ragil. Tokohnya komunitas planet kentir itu merasa terpikat dengan undangan yang dikirim melalui whatsapp. 

Baginya, warna-warni Kompasianival versi Koteka pantas ia simak. Dan ia mengikutinya sampai tuntas. Begitu pula dengan William Giovani, member dari KPK itu merasa bahwa apa yang didapat para admin Komunitas Penggila Kuliner seperti Rahab Ganendra dan Yayat sudah selayaknya. Toh, mereka membangun komunitas dengan hati, tidak mengharapkan balas jasa. Anugerah dari Kompasiana itu jadi bonus. Ia juga pernah melihat bagaimana ribut-ribut soal award. Semoga tahun ini dan tahun berikutnya tidak akan terulang. Katanya ada yang bagi-bagi hadiah. Sebaiknya, lain kali penilaian harus transparan, melalui vote yang hasilnya bisa dilihat semua orang misalnya.

Siti dari Bonn yang baru beberapa tahun ini kenal Kompasiana melalui Koteka talkshow, tertarik untuk ikut suatu hari nanti. Ia menanyakan syarat-syarat keikutsertaan. Ternyata gampang ya, selain mengikuti postingan admin Kompasiana, ada microsite yang bisa dibaca dan registrasi. Ada barcode yang dikirim melalui email.  Tambah pak Sutiono, peserta Kotekatalk yang rajin, peserta datang langsung daftar juga bisa. Misalnya di mall, siapa saja yang lewat bisa ikut. Jadi nggak hanya Kompasianer saja. Siapa tahu justru dari ikut Kompasianival jadi anggota Kompasiana. 

Baiklah, banyak sekali celoteh dari para peserta dan kisah dari kedua narsum. Untuk lebih lengkapnya bisa disimak di youtube kanal Koteka.

Dari soal Kompasianival, Koteka mengajak kalian semua untuk mendengarkan pengalaman mbak Latifah Maurinta, Kompasianer penerima LPDP, penulis buku dan masih banyak sekali yang sudah ia raih selama ini.  Mbak Latifah akan menceritakan kepada kita, bagaimana ia yang penyandang disabilitas netra, jalan-jalan dan melihat Indonesia dengan hati. 

Dari keliling Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang dan sekitarnya. Apa kesulitan yang ia temui ketika mengelilingi Indonesia? Apakah Indonesia sudah ramah kaum disable? Apa yang harus diperbaiki di negeri ini? Apa harapannya terhadap masyarakat supaya ia dan kawan-kawan aman dan nyaman selama travel? Bagaimana ia mempersiapkan koper untuk perjalannnya? Apa yang tidak boleh ia lupa bawa selama dalam perjalanan? Semuanya akan dikupas di Kotekatalk-115 pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 12 November 2022
  • Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 10.00 CEST Berlin

Nah, mimin yakin, perbincangan dengan Latifah akan memberikan inspirasi yang luar biasa bagi anak muda dan generasi Indonesia pada umumnya. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika ada niat, tekat, upaya dan doa. Jangan bertopang dagu dan menyalahkan keadaan saja. 

Tetap semangat jalan-jalan di Indonesia aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun