Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-95: Selamat Hari Jadi Kota Bogor Ke-540

24 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2022   11:09 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat ultah, kota Bogor (dok.Koteka)

Hallo , everyone, apa kabar?

Masih sehat dan bahagia?

Sabtu lalu, mimin sudah mengajak kalian untuk berkelana ke Tana Toraja, Sulawesi. Indonesia memang wonderful, cantik banget. Wisata religi dan budaya yang ditawarkan di sana tak tertandingi. 

Jadi orang Indonesia jangan mau kalah sama orang asing yang jauh-jauh bikin riset, jalan-jalan bahkan tinggal berbulan-bulan di sana. Kita pemiliknya harus ikut melestarikannya dengan cara mengunjunginya. Nabung, yuk. 

Admin Koteka Gana Stegmann menceritakan pengalamannya menuju Toraja bersama keluarganya di Jerman. Dimulai pada hari pertama dari Makasar menuju Toraja yang cukup melelahkan. 

Berangkat dari bandara Hasanudin pukul 09.00 dan sampai 09.50 di bandara Palopo. Pertemuan dengan guide di Rantepao ibukotanya Tana Toraja, menjadi awal petualangan. 

Perjalanan darat yang diperkirakan 3 jam ternyata molor menjadi 5 jam. Selain jalan yang berkelok-kelok dan sempit dibatasi jurang dan hutan, ada kecelakaan yang membuat jalanan macet. 

Sebenarnya, bukan karena kecelakaan karena mobil nyemplung di jurang, melainkan yang menonton berhenti dan memenuhi jalan, mulai dari orang-orang dan mobil serta motor. Akibatnya yang mau lewat nggak bisa, kan?

Untung saja, ada rumah lapar. Rombongan berhenti di restoran Monika Lolo. Restorannya sederhana tapi pemandangannya menakjubkan. Di bagian depan mengarah ke pekuburan modern, di mana jazad dibalsam dan dimasukkan ke dalam bangunan dari batu yang mirip pos kecil. Di bagian belakang tampak sawah, pegunungan dan kars. 

Hewan seperti kerbau air, bebek, ayam, sapi, bahkan sapi bule yang konon harganya mahal dan dicari untuk acara Rambu Solo, mejeng di depan mata. Indah sekali! Masakannya juga lezat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun