Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-93: Mari Mendayung Bersama-sama ke Banjarmasin

8 Juni 2022   15:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   11:07 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari mendayung ke Banjarmasin (Dok. Koteka)

Hi, everyone.

Apa kabar? Masih sehat dan bahagia?

Sabtu lalu mimin sudah mengajak kalian ke Malaga, Andalusia, Spanyol. Ada mbak Dyah Narang-Huth dari IKAT Hamburg, Jerman yang menggambarkan keindahan kota yang 300 harinya cerah. Matahari!

Nggak heran kota ini menjadi pilihan mbak Dyah dan keluarga kecilnya untuk 7 tahun merantau. Padahal Jakarta, Indonesia dan Hamburg, Jerman sudah menjadi kampung halamannya yang selalu dirindukan. Ternyata kurang. 

Ada Malaga juga, nih jadi koleksi perempuan yang masih ada keturunan Pulau Rote. Untuk menuju kota itu hanya butuh tiga jam terbang dari Hamburg. Harga tiketnya pun damai layaknya tiket lokal. Seru, ya.

Selaku narsum, mbak Dyah menyarankan untuk jalan-jalan seharian di sana dengan jalan kaki, walaupun ada bus tingkat "Sightseeing." Detilnya takkan terlewatkan. Orang Malaga sendiri suka menikmati keindahan pantai dan kota tuanya sepulang kerja. Mereka akan menggelar bekal di pantai usai seharian memeras keringat. Apalagi orang Spanyol suka menikmati malam, pas! 

Kehidupan malam Spanyol memang luar biasa. Makan nggak makan kumpul dan kumpul nggak kumpul makan. Begitu kali ya. Antara ngobrol dan makan adalah budaya nggak bisa mereka tinggalkan. Jadi kalau ke sana dan duduk di manapun, jangan heran kalau seperti mendengar dengung lebah. Semua ngobrolll.

Soal kulinernya, jangan ditanya, dahsyat. Selain banyak dan bervariasi, harganya juga nggak mahal, kok. Makan berdua bisa bayar 30 euro, kok. Kira-kira Rp 450.000 an, gitu. Padahal sudah pakai kenyang, tuh.

Cicipi churos dicokok coklat sambil ngopi pagi-pagi, nasi paela, tapas, risoles, pastel dan lainnya. Daging juga banyak, sih. Bedanya dengan Indonesia, rasa bumbunya nggak kuat, sih. Sehingga rasa dagingnya berasa banget, bukan bumbunya. Lah iya mau makan daging apa makan bumbu,  hayooo? Untuk ikan, ada juga yang jual Modelnya tempura begitu, deh, dengan tepung tempura. Renyah!

Karena budaya ketemu dan makan itu, nggak heran kalau hari Jumat menjadi hari weekend, di mana banyak orang janjian. Mulai dari anak-anak sampai lansia. Semua keluar dari sarang. Biasanya yang keluar sebelum jam 12 malam di bawah umur, begitu di atas jam itu, Cinderella pulang rumah dan orang dewasa bergadanglah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun