Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Jalan-jalan Virtual ke Palembang Bareng Kompal, Yuk!

17 November 2021   07:00 Diperbarui: 23 November 2021   00:13 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi Koteka dan Kompal dalam Kotekatalk62 (Dokumentasi Omnduut)

Hi, everyone, apa kabar semuanya?

Tetap sehat dan bahagia, kan?

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengajak kalian untuk jalan-jalan Indonesia, iya, ke Raja Ampat. 

Mohon maaf jika cerita tentang Korsel hari itu terpaksa batal, ya. Namun, Mimin yakin bahwa kisah keindahan Indonesia dengan tema "Wonderful Indonesia" sangat menghibur dan semakin membuat kita semua pemilik negara kesatuan Republik Indonesia merasa bersyukur bahwa negara kita punya surga yang begitu indah.

Raja Ampat adalah salah satu tempat wisata yang anti mainstream, inilah yang membuat Gana Stegmann salah satu admin Koteka jauh-jauh dari Jerman ke Indonesia bersama keluarganya untuk ke sana. 

Selain seperti berada di surga, wisata di sana tidak seramai di Bali atau tempat wisata lain yang banyak turisnya. Rasanya tenang dan damai. Hanya ada alam, segelintir manusia dan Tuhan. 

Keaslian alamnya pun masih terjaga, barangkali karena adanya PIN, izin masuk ke wilayah yang dilindungi tersebut. 

Ingat, 1 juta untuk WNA dan 500 ribu untuk WNI. Anak-anak di bawah 12 tahun waktu itu tahun 2019 masih gratis. 

Kartu yang berlaku satu tahun itu bisa menjadi kenang-kenangan manis. Oh, ya. Selain PIN, warga setempat juga tahu bahwa mencemari laut sekitarnya itu tidak betul, jadi harus dijaga bersama.

Acara yang paling menegangkan selama di sana adalah snorkeling, di mana terkuak sudah kekayaan bawah laut Indonesia di sana yang sangat indah, memukau mata. Nggak percaya? Selami lautan Arborek, Yenbuba, Friwen dan Friwen Wall. Untuk yang suka trekking, wayang menjadi satu tantangan yang harus dicoba. Kecantikannya luar biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun