Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Simak Rasanya Trekking Gunung Everest dalam Kotekatalk-55 Sabtu Ini

28 September 2021   12:00 Diperbarui: 23 November 2021   00:17 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ke Nepal, yukkkk (dok.Koteka)

Hallo, everyone.

Semoga sehat dan bahagia, semuanya.

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah menjamu 188 peserta yang hadir untuk menyimak paparan Dubes LBBP RI Norwegia dan Islandia, Bapak H.E. Prof. Todung Mulya Lubis, SH., L.LM. yang mengulas tentang Norwegia, situasi pandemi di sana dan apa yang bisa kita contoh dari mereka, misalnya tentang HAM.

Dalam Kotekatalk 54, bapak dubes juga mendukung adanya kerjasama antara KBRI Oslo dengan D3 Keperawatan Blora Poltekkes Semarang, supaya suatu hari terjalin kerjasama dengan universitas lokal atau lembaga lokal yang menampung perawat dari Indonesia untuk bekerja di sana. Selama ini didominasi dari Philipina. Kalau mereka bisa, kitapun harus bisa. 

Syaratnya, nggak hanya mengandalkan bahasa Inggris tapi menguasai bahasa lokal, bahasa Norwegia. Ini yang harus dipersiapkan pihak kampus yang berkepentingan untuk menembus masa depan. 

Jika tidak tercapai dalam masa jabatan beliau, bapak dubes yakin akan diteruskan oleh dubes penerus. Menurut bapak dubes, orang Indonesia dipandang lebih telaten jadi perawat, lebih halus, lebih sabar. Ini yang mungkin akan menjadi aset soft skills tandingan dari negara lain. Seribu satu.

Setelah satu jam berlalu, bapak dubes pamit karena ada acara lain dan foto bersama sebagai kenang-kenangan dengan tokoh Indonesia yang memang sangat populer dengan kekuatan ilmu hukum yang dimiliki.

Zoom diteruskan dengan cerita sekitar Oslo, sebagai ibukota Norwegia. 

Gana Stegmann, salah satu admin Komunitas Traveler Kompasiana dan Kompasianer of the year 2020 berbagi kisah pengalamannya backpacking selama 5 hari di sana. 

Merasa beruntung tinggal di Jerman, yang tak jauh dari Norwegia membuatnya sangat mungkin dan mudah untuk ke sana. Niatan mendadak yang tadinya ingin berdua dengan suami menjadi solo traveling, tak membuatnya patah arang. Memiliki libur 2 minggu dalam satu semester ingin dimanfaatkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun