Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Simak "Wonderful Indonesia: Reog Ponorogo" Sabtu Ini!

3 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 3 Agustus 2021   11:44 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari lestarikan budaya Indonesia sejak dini (Dok.Koteka)

Hallo teman-teman semua, apa kabar? Sehat dan bahagia, bukan.

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengajak kamu jalan-jalan virtual ke luar negeri. Yup, ke Filipina. Negara yang baru saja berbahagia seperti Indonesia karena mendapatkan medali emas dari Olimpiade di Tokyo, setelah 97 tahun menanti. Selamat untuk Filipina dan tentu, Indonesiaaaaa! Bangganya!

Awalnya Rommel Ignacio, sang speaker yang ternyata teman lama admin Koteka Gana Stegmann sejak 27 tahun yang lalu itu bercerita mengapa ia menjadi fotografer. 

Sejak lima tahun yang lalu, ia justru belajar dari sang anak yang suka memotret. Setelah ditelusur ternyata sang ayah juga menyenangi fotografi dengan rol film hitam jadul. Jadi memang air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.

Pria yang tinggal di Manila itu menjabarkan keindahan negara yang memiliki pulau setidaknya 7641 itu. Ada Bagio, Vigan, Albay bicol, Metro Manila yang metropolis, Tagaytay, Cebu yang tertua, Boracay sampai Palawan yang menawan.

Selain jalan-jalan, pesannya, jangan lupa mencicipi kuliner seperti agobo, lumpia, karekare yang mirip pecel tapi pakai butter sauce dan Belly lecon. Balut disertai bir juga direkomendasikan sebagai penganan khas negara yang punya 4 Miss Universe itu. 

Soal transportasi, rupanya di sana juga ada becak roda tiga dan delman yang pakai kuda, lho. Mirip Indonesia ya? Yang khas tapi nggak ada di Indonesia, namanya Jeepney. Mobil terbuka yang dihiasi begitu indahnya. Jangan lupa numpang, ya kalau ke sana?

Nah, Sabtu ini, kita balik ke Indonesia. Dengan seri "Wonderful Indonesia", kita ingin mengangkat kesenian tradisional yang sudah turun-temurun diteruskan oleh masyarakat pecinta tari di Ponorogo. Yak, reog Ponorogo!!! Sudah pernah lihat? Ih, rugi kalau belum. Kalau kelewatan, memangnya kemarin nonton apa coba? 

Adalah Pak Sudirman, seniman pengelola sanggar Kartika Puri Joglo Paju di Ponorogo kelahiran Ponorogo 7 April 1964 itu tiap bulan menggelar Jagong Budaya di Padepokan. 

Luar biasa sekali semangat seniman Indonesia ini. Kita yang masih muda nggak boleh kalah, ah. Dimulai dari menyimak zoom kami tentang Pak Sudirman dan kegiatannya saja dulu, lalu pelan-pelan ikut belajar njoged atau setidaknya rajin nonton kalau ada reog. Jangan kalah sama turis asing yang jauh-jauh mau lihat reog, deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun