Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter Santri Pecinta Alam

30 Oktober 2021   02:56 Diperbarui: 30 Oktober 2021   03:20 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya termasuk yang mendirikan Wanadri tahun 1964. Saya sempat baca di majalah, yang menolong jatuhnya pesawat Sukhoi itu Wanadri," ujar Gus Sholah, santri yang sekaligus merupakan mantan Dewan Pengurus Pendaki Gunung Wanadri pada 1966-1967.

Sapala (Santri Pecinta Alam) tak bisa dilepaskan dari perkembangan Kepecintaalaman di Indonesia.

Sapala bersama Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dan Sispala (Siswa Pecinta Alam) lahir dari rahim tumbuh kembang pendidikan karakter alam bebas Indonesia. 

Tonggak kepecintaalaman Indonesia dengan keunikan pendidikan karakternya di alam bebas dipelopori oleh Wanadri. 

Siapa yang tak kenal dengan Wanadri, sebuah perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung dengan banyak peran dan prestasi yang bermarkas di Bandung, didirikan pada tahun 1964 silam itu.

Ada hal menarik di kalangan warga NU, bahwa mereka jarang yang tahu kalau Gus Sholah atau Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid, saudara Gus Dur itu, adalah salah satu pendiri, pengurus dan anggota Wanadri.

Seharusnya peran dan teladan Gus Sholah di Wanadri ini bisa dijadikan tonggak kebangkitan Santri Pecinta Alam (Sapala) yang terkesan kurang bergairah itu.

Perkembangan Sapala di Indonesia kembang kempis dan kurang ditangani dengan serius. 

Hal ini terlihat dari akumulasi peran dan prestasi Sapala yang angin-anginan di dunia kepencintaalaman.

Sejauh yang penulis ketahui, hingga saat ini belum ada satupun kegiatan pendataan jumlah dan kondisi Sapala di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun