Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Anatomi Linguistik Khotbah Mandiri Idulfitri yang Berkesan

24 Mei 2020   04:40 Diperbarui: 24 Mei 2020   04:59 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khotbah tanpa mikrofon (Dok. Pribadi)

Norma kohesi, norma koherensi, norma intensionalitas, norma akseptabilitas, norma informativitas, norma situationalitas, dan norma intertekstualitas merupakan bahan-bahan yang mempengaruhi anatomi linguistik khotbah mandiri. 

Khotbah mandiri juga merupakan anatomi bahasa yang telah dipahami sebagai suatu interaksi suara linguistik serta digunakan secara sosial untuk menyampaikan makna komunikasi sesuai dengan kondisi sosial dan berdasarkan pengalaman penggunaannya.

Khotbah salat Idulfitri merupakan kesempuranaan rangkaian ritual shalat Idulfitri itu sendiri. Khotbah yang dilaksanakan dengan dua khotbah ini, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.

Anatomi lingusitik Khotbah pertama mempunyai nilai kebahasaan reptitif seperti dimulainya khotbah dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khotbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.

Kemudian ada nilai kebahasaan yang bersifat memuji seperti pada rukun khotbah dengan melukakan pujian kepada Allah serta pujian selawat Nabi.

Rukun selanjutnya yang mengandung nilai kebahasaan korektif adalah saat berwasiat tentang takwa. Anatomi lingusitik khotbah mandiri yang menarik adalah dilanjutkan dengan membaca ayat Al-Qur'an, di mana khatib yang merupakan anggota keluarga kita, bisa jadi dadakan akan membacakan beberapa ayat Al-Quran baik dengan hafalan ataupun tertulis sebagai teks lingua sacra. 

Anatomi kebahasaan repetitif  akan terulang pada khotbah kedua di mana khatib akan membaca takbir sebanyak tujuh kali. Pronomina atau kata ganti orang (personal pronoun) juga berpengaruh pada pada khotbah mandiri ini ketika berkaitan dengan jamaah yang sangat terbatas dan merupakan orang-orang yang sangat kita kenal. Bisa jadi terjadi perubahan pronomina dari "saudara-saudaraku yang seiman" menjadi "keluargaku yang tercinta".

Penggunaan pronomina khusus dan ekslusif ini juga akan berpengaruh pada penggunaan kelas kata seperti kata ganti petunjuk (demonstrative pronoun), kata ganti penanya (interrogative pronoun), subtitusi, ellipsis dan konjungsi.

Dengan memahami anatomi lingusitik khotbah yang sesuai dengana syarat dan rukunnya tentunya khotbah mandiri ini lebih dipahami sebagai hal yang simpel, komunikatif, mudah dimengerti oleh anggota keluarga. 

Khotbah mandiri dituntut untuk menggunakan konstruksi kebahasaan yang logis serta sesuai dengan kenyataan. Ingat bahwa khotbah mandiri adalah upaya untuk menyampaikan, proses, dan menetapkan makna, mengelola, serta menyelesaikan ambiguitas. Tentunya lebih baik sederhana dan muda dimengerti anggota keluarga. 

Selamat menjalankan salat Idulfitri dan selamat berkhotbah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun