Mohon tunggu...
Yohanes R. Setiawan
Yohanes R. Setiawan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Konsultan Independent, Marketing Planner, Praktisi BMC, Brand Advisor, Internal Auditor ISO 9001 : 2015. website Konsultanniaga.com , IG : @elnusaconsulting , @hallo_robby saya akan mencurahkan keresahan saya terhadap dunia bisnis pada masa sekarang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kepraktisan "Gelas Plastik" yang Membawa Petaka bagi Alam

5 Juli 2020   08:51 Diperbarui: 5 Juli 2020   09:03 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi minuman kekinian (sumber : bisnisukm.com)

siapa yang belum pernah mencicipi manisnya minuman kekinian?, saya yakin hampir semua dari kita pasti pernah membeli minuman kekinian yang dikemas didalam gelas plastik dengan berbagai ukuran dan bisa dibawa kemana - mana. 

jadi teringat dulu sebelum era minuman kekinian, kita kalau mau menikmati minuman yang enak harus minum dan duduk di cafe sampai minuman itu habis baru kita pulang. dengan berbagai jenis gelas dan varian campuran bahan yang dimasukan kedalam segelas minuman yang memiliki cirikhas berbeda di tiap cafe yang ada. 

namun saat ini cara menikmati minuman telah banyak berubah, semenjak konsep "take away" mulai di gemari oleh banyak pelanggan, maka pelaku usaha minumanpun mulai mengikuti selerah konsumen untuk menyediakan minuman yang bisa dibawa pulang dan praktis, satu - satunya cara yang mudah adalah dengan menyajikan minuman tersebut di gelas plastik. memang benar cara ini digemari oleh pelanggan, namun apakah cara praktis ini baik untuk lingkungan kita? 

sampai detik ini, dimana artikel ini ditulis, sampah plastik terus bertambah setiap detiknya, dan ada bukit - bukit sampah baru di banyak TPA di Indonesia. konsep kepraktisan dari minuman dalam gelas plastik ini tentu saja menggunakan gelas plastik sekali pakai agar harganya murah, dan semua yang sekali pakai akan selalu berakhir di tempat sampah, apakah ketika sampah telah berakhir di tempat sampah maka masalah telah selesai? 

tentu saja tidak, siapa yang bisa menjamin sampah tersebut sampai dengan aman hingga ke TPA untuk diproses lebih lanjut?. kenyataannya banyak sekali sampah plastik yang malah berada di tempat yang tidak seharusnya, seperti sungai dan laut.

menurut data dari Ocean Conservacy yang di kutip oleh NationalGeographic "bahwa 9 dari 10 jenis sampah terbanyak yang ditemukan di pantai berkaitan dengan minuman dan makanan"

kalau ditanya siapa yang membuang sampah tersebut hingga sampai ke pinggir pantai? apakah para pengunjung?, faktanya sampai dipantai kebanyakan dari sampah yang terdampar yang terbawa ombak dilautan, sampah - sampah tersebut berasal dari sampah yang di buang dari kapal - kapal dan sampah yang mengalir dari sungai menuju kelautan. 

okay,, kita balik lagi soal gelas minuman plastik. jika kita lihat ada berapa jumlah outlet penjual minuman kekinian yang ada di sekitar kita? mulai dari varian minuman teh, kopi hingga beragam minuman dingin lainnya? pasti kalian capek buat ngitung karena sangking banyaknya. bagaimana yang didalam mall? wah sudah lah cukup dibayangkan saja seberapa banyak tumpukannya yang ada di tong - tong sampah.

apakak kita setega itu, menikmati minuman kurang dari sejam, namun alam menanggung sampahnya hingga ratusan tahun?

kita sebagai manusia tentu tidak ingin rumah kita dipenuhi sampah, itulah kenapa manusia selalu membersihkan rumahnya setiap hari, namun bagaimana alam ini "BUMI dan Segala Mahluk yang ada didalamnya" alam bebas adalah rumahnya, lalu jika alam tempat tinggal rumahnya dikotori oleh sampah dari manusia seperti kita, dimana hati nurani kita? 

bagaimana cara mereka mengadu tentang keadaan rumah mereka? bagaimana cara alam membersihkan sampah - sampah tersebut?. kepraktisan memang membantu manusia dalam berbagai hal, namun sering kali kepraktisan membawa kerugian bagi pihak lainnya, dan sering kali alam menjadi korban dari berbagai kepraktisan manusia. jumlah sampah plastik yang kita hasilkan sangat tinggi,

menurut data yang diperoleh INAPLAS dan BPS pada tahun 2018 : sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun , dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang kelaut.

hal ini sangat mengerikan, dilautlah sumber makanan manusia yaitu ikan, ada berjuta spesies mahluk hidup yang tinggal didalam lautan, jika ekositem mereka terganggu bahkan sebagiannya punah akibat sampah dari manusia, maka manusia itu sendiri akan terancam kelangsungan hidupnya.

belum lagi tentang micro plastik hingga nano plastik yang dapat terserap oleh tubuh manusia hingga terserap oleh sistem pencernaan manusia, begitupun didaratan, sampah plastik akan mencemari tanah dengan berjuta - juta partikel mikroplastik yang ada ditanah. semua sampah ini dihasilkan dari kebutuhan manusia yang hanya sesaat.

sudah saatnya kita bertindak, apa solusi semua ini ? baik penjual minuman dan pelanggan harus saling bekerja sama, dengan kita sebagai pelanggan menggunakan botol kita sendiri, atau menggunakan wadah yang tidak sekali pakai maka penjual akan dengan sendirinya juga menyesuaikan produk mereka agar ramah lingkungan.

begitupun perusahaan waralaba minuman tidak boleh egois hanya menghitung keuntungan yang dihasilkan namun juga harus menghitung dampak kerusakan lingkungan akibat produk yang mereka hasilkan dengan mengajak para customernya beralih menggunakan wadah yang bisa dipakai lagi, dengan kata lain tidak menggunakan botol plastik sekali pakai. 

perusahaan waralaba juga harus mendorong sektor industri manufakture untuk beriovasi dan segera memproduksi pengganti gelas plastik yang lebih ramah lingkungan. butuh kerjasama semua pihak untuk mengatasi hal ini, karena kita sama - sama tinggal dibumi yang sama, sehingga harus bersama - sama menjaga bumi ini untuk generasi yang akan datang.

salam sejahtera untuk kita semua

#staysafe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun