Mohon tunggu...
Yohanes R. Setiawan
Yohanes R. Setiawan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Konsultan Independent, Marketing Planner, Praktisi BMC, Brand Advisor, Internal Auditor ISO 9001 : 2015. website Konsultanniaga.com , IG : @elnusaconsulting , @hallo_robby saya akan mencurahkan keresahan saya terhadap dunia bisnis pada masa sekarang

Selanjutnya

Tutup

Money

Teknik Penawaran dan Kata Sakti Untuk Mempengaruhi Target Pelanggan

7 Juni 2020   16:14 Diperbarui: 12 Juni 2020   21:43 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpaduan antara teknik penawaran dan kata sakti yang mampu mempengaruhi target pelanggan untuk bisnis Apapun

Konsep Triune Brain adalah konsep penyederhanaan tentang otak menjadi 3 bagian, yang ditemukan oleh Neuroscientist Paul D. MacLean, dan dipopulerkan oleh Carl Sagan. Model pemahaman otak yang berlandaskan pada teori evolusi sejak 450 juta tahun yang lalu. Evolusi otak manusia dimulai dengan adanya Otak Tua, atau Reptilian Brain dan berkembang menjadi Mamalian Brain dan terus sampai pada Neo Cortex.

Ketiga otak kita mempunyai fungsi yang berbeda: Paling luar, yang hanya dimiliki oleh manusia saja, adalah “Otak Baru” kita, The New Brain, Neo Cortex, berpikir dan menganalisa keadaan, menghitung untung rugi dan berinovasi. Otak inilah yang dipakai untuk memahami bahasa, berhitung, angka, huruf. Dan disinilah kita membagi otak kita menjadi otak kanan dan kiri. Otak tentang seni, dan angka.

Mari berlanjut ke dalam teori otak tua manusia. Masuk lebih dalam adalah “Otak Tengah” kita, The Middle Brain, Lymbic, merasakan dan menggunakan intuisi. Inilah otak emosi kita, yang ada pada mamal, disebut juga mamalian brain. Otak ini yang mengatur emosi kita, kasihan, sedih, senang, dan otak ini memberi instruksi untuk membuat dada kita merasa nyaman saat kita berbahagia. Otak ini yang mengingat wajah teman kita, tapi Neo Cortex yang mengingat namanya. Otak tengah lebih mampu mengingat dari otak baru kita, oleh sebab itu kita ingat wajah teman kita tapi lupa namanya pada saat reuni.

Yang paling dalam adalah “Otak Tua” kita, The Old Brain, atau Reptilian brain. Inilah otak pengambil keputusan berdasarkan masukan dari kedua otak yang lain, atau langsung dari sensori yang diterimanya. Otak ini adalah otak paling primitif yang juga mengatur pernafasan, kesadaran, dan bergeraknya fungsi-fungsi organ tubuh kita. Inilah otak yang telah ada pada jaman dinosaurus, pada reptil, burung dan binatang kuno lainnya. Otak ini secara cepat mengambil keputusan dalam bisnis dan kehidupan kita.

Burung takut pada “orang-orangan” disawah ketika melihatnya. Kitapun terkejut melihat “patung polisi” di jalan. Melihat cicak ataupun tikus mainan pun kita menjerit terkejut langsung melemparkannya. Kita mendadak menangis mendengar lagu kenangan putus cinta kita. Kelima sensori kita bisa langsung menembus ke otak tua kita tanpa sadar dan tanpa melalui pemikiran lebih dulu. Dan kita tidak mampu menghentikan “Otak Tua” kita walau kita memerintahkannya.

Kalau kita lapar dan berbelanja di super market, kita akan membeli lebih dari yang dibutuhkan. Kalau kita bertemu orang langsung merasa suka atau tidak. Ada teman lama tidak pernah kontak tahu-tahu menelpon dengan ramah, kita langsung tau ada maunya dan segera kita menjaga diri. Kita suka wajah cantik, rasa manis dan anak yang lucu. Semua keputusan itu diambil otak tua kita bahkan sebelum kita sempat memikirkannya. Bahkan pada anjing, kucing pun terjadi hal yang sama, analisa tidak sadarnya akan gaya kita, bau tubuh kita, gerak gerik kita dianalisa dan langsung anjing atau kucing itu memutuskan untuk berteman atau tidak dengan anda.

Dengan konsep tiga otak ini, akan mudah dipahami tentang “Thinking, Feeling, and Willing” (Berfikir, Perasaan dan Kemauan); ataupun “Head, Heart, and Gut” (Kepala, Hati, Nyali). Otak berpikir kita, kita anggap sebagai “kepala”, dan otak tengah kita “hati” atau emosi atau perasaan, sedangkan otak tua kita adalah “nyali”, keberanian, pengambilan keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kita berpikir secara logis untung rugi sesuatu, lalu mulai mempertimbangkan suka atau tidak, baru memutuskan untuk mau atau tidak. Jadi dari otak baru, tengah, tua. Tetapi pada saat tertentu kita dapat memulai dari emosi, langsung mengambil keputusan, baru mencocokkan dengan data yang ada.

Kita berjanji hanya akan minum segelas, ternyata akhirnya mabuk juga. Kita mau bangun pagi jam enam untuk olah raga, tertunda juga. Kita ingin membersihkan kamar kerja kita, belum juga sempat. Kita belanja dengan kartu kredit, selalu berlebihan. Makanpun sering kekenyangan.

Emosi selalu lebih kuat dalam membuat kita mengambil keputusan, otak tengah kita lebih mudah mempengaruhi otak tua kita. Emosi tertentu akan lebih kuat dalam membuat kita mengambil keputusan. Keputusan bisnis dan keputusan kehidupan kita, selalu kita anggap sudah sangat “rasional”, tetapi sebenarnya sangatlah emotional dan sering terjadi bias. Stimuli tertentu akan membuat kita lebih mudah terpengaruh, karena otak tua kita lebih tersentuh dan keputusan terjadi disana, sementara otak rasional kita sering hanya membenarkan apa yang sudah kita pilih saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun