Mohon tunggu...
Komunitas Sales Indonesia
Komunitas Sales Indonesia Mohon Tunggu... -

Komunitas Sales Indonesia berdiri pada 11 November 2011 oleh Bp. Dedy Budiman dan 29 Praktisi Sales Indonesia di Jakarta.\r\nSaat ini telah tersebar di seluruh kota di Indonesia dengan jumlah anggota resmi lebih dari 3600 orang.\r\nMemiliki Visi : Menjadikan Profesi Sales sebagai Pilihan Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Money

Ngotot? Tentu Saja Boleh!

12 Juni 2013   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:09 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngotot? Tentu Saja Boleh!
http://www.hendrikronald.com/artikel/service-excellence/ngotot-tentu-saja-boleh/

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah makan sore dengan salah seorang photographer Indonesia. Namanya, "Michael Sunanto". Sebagai sesama photographer, tentu saja omongan kami ga jauh dari kamera dan teman-temannya.

Lalu kami membahas soal merk kamera yang dipakai. Beliau pakai Canon, saya pakai Nikon. Pengguna Canon & Nikon ini selalu saja suka sengit & saling ngejek. Bukan karena merk yang satunya kurang bagus, tapi karena memang menyenangkan untuk saling nyela merk tetangga. Padahal sesama photographer tau bahwa merk Canon atau Nikon sama-sama luar biasa.
Beliau lalu cerita, bahwa dulu beliau juga pengguna Nikon. Sekarang sudah pindah aliran. Saya nanya, "Kenapa kok pindah?". Beliau menjawab, "Kamu jangan fanatik sama merk. Fanatiklah sama hasilnya. Untuk sekarang ini memang merk Canon yang hasilnya paling bagus. Kalau besok Nikon hasilnya bagus, saya pindah lagi ke Nikon."
Wauw, sebagai pembela Nikon, pahit juga rasanya mendengar kata-kata beliau. Kok rasanya gak setia sih? Kok gak berpendirian sih? Jelas Nikon itu lebih user friendly (subjektif)! Nikon itu lebih enak dipakai (memihak banget)! Namun apapun argumen saya, beliau betul. Waktu itu Canon yang memberikan hasil paling besar dan paling tajam.
Kita itu sering kali suka fanatik sama caranya. Sehingga melupakan tujuan utamanya. Padahal orang sukses itu punya 1 goal dan 1.000 cara. Orang tidak sukses adalah kebalikannya, punya 1.000 goals dan hanya 1 cara. Ironisnya, sering kali 1 cara itu adalah ngomel atau menyalahkan orang lain.
Lihatlah, orang-orang yang terlalu fanatik dengan cara mereka, biasanya akan kesal saat orang lain melakukan dengan cara yang berbeda. Mereka marah, menteror, dll. Misalnya, seorang dokter yang sangat terbiasa dengan pengobatan barat akan kurang senang saat pasiennya minum obat alternatif. Seorang bapak yang dulu dilatih tunduk dan manut, akan kesal saat anaknya mulai kreatif dan banyak tanya-tanya.
Bahkan di zaman dulu sering terjadi perang karena ngotot sama caranya. Hanya ras aria yang superior. Hanya agama tertentu yang paling benar. Hanya orang tertentu yang cocok jadi penguasa.
Namun ingat, niat baik yang dilakukan dengan cara yang salah, hasilnya tetap salah. Walaupun fleksibel dengan caranya, tetap lakukan dengan cara yang baik.

Jadi, bagaimana dengan anda? Anda mau ngotot dengan caranya atau ngotot sama hasilnya? Mau ngotot tetap pakai mesin tik atau ngotot sama laporan yang berkualitas?
Mau ngotot dengan cara belajar lama atau hasil belajarnya? Apakah baru-baru ini anda mengecewakan orang karena terlalu ngotot sama cara anda?

Tarik nafas yang dalam...... tarik nafas yang dalam sekarang juga... jangan lupa buang nafasnya... lalu refleksi diri. Bagaimana cara kerja kita selama ini? Mau fanatik dengan caranya atau maukah fanatik dengan hasilnya?
Salam DAHSYAT!!!
Hendrik Ronald

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun