Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Penilaian Manusia

14 Maret 2019   08:55 Diperbarui: 14 Maret 2019   09:09 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By : Nuzul Ramadani

Jika aku memang pantas dibenci.
Tak mengapa bagiku.
Khilafku, mungkin bangsat bagi sekelilingmu.
Tapi asal kau tahu, khilafku, tercipta karena sekelilingmu.
Celaan, nyinyiran, dan tatapan seolah memandangku bagaikan sampah.
Hati mana yang tak terluka.
Hati mana yang kuat.

Mungkin, bagi mereka, itu pantas untukku.
Biarlah, ku tak peduli. Aku memang terlihat biasa saja, sahabat.
Sahabat, kuharap kau tak langsung percaya di balik bisikan lembut nan bijak.
Karena bisikan lembut tak selalu bermakna positif.
Dan bisikan kasar tak selalu bermakna negatif.
Penilaian manusia tak seakurat penilaian Allah.
Tak mengapa, aku tak di bawah naungan keramaian pujian dunia.
Asalkan ku di bawah naungan pujian Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sahabat, jadilah manusia yang cerdik.

Kota Banjarmasin, 06 Maret 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun